Di wilayah terpencil masih banyak yang tanpa jaringan internet. Mereka kesulitan mendapat pelajaran sekolah secara daring. Ini keprihatinan Maria Harfanti (28), mantan Miss Indonesia 2015.
Oleh
Nawa Tunggal
·2 menit baca
Di tengah masa pandemi Covid-19, tidak semua murid sekolah bisa terbantu mengenyam pendidikan melalui jaringan internet. Selain dihadang persoalan kemiskinan, banyak wilayah terpencil tanpa jaringan internet.
”Pemerataan pendidikan masih kurang. Ketika saya terlibat untuk sekolah binaan di Pandeglang, Banten, menjumpai aliran listrik saja masih sangat terbatas di situ, tanpa jaringan internet pula,” ujar Maria Harfanti (28), mantan Miss Indonesia 2015, yang juga pendiri Yayasan Bangun Sekolah Indonesia, pekan lalu, di Jakarta.
Yayasan yang didirikan Maria pada 2018 itu mengemban misi sosial, terutama untuk pemerataan sarana pendidikan. Saat ini sekolah binaan lainnya ada di Legok, yang juga di Banten kemudian di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Proses belajar jarak jauh yang tidak bisa dilangsungkan itu memaksa kelas tatap muka tetap diselenggarakan. Jadwalnya menyesuaikan kebutuhan, kadang dua kali atau tiga kali dalam seminggu.
Maria saat ini juga terlibat sebagai Duta Gizi untuk Japfa Foundation milik sebuah perusahaan pakan ternak. Pekerjaannya masih tidak jauh-jauh dari pendidikan agrikultur.
Perempuan yang menjadi runner up Miss World 2015 ini memang memilih terjun ke bidang sosial pendidikan. Selain fokus pada pemerataan sarana dan kesempatan belajar, Maria ternyata juga senang mengajar. ”Dengan mengajar, ternyata kita justru belajar lebih banyak,” kata Maria.
Maria bersama produser dan sutradara Garin Nugroho sebelumnya menjadi narasumber untuk kanal Youtube Budaya Saya, Senin (8/6/2020). Mereka memperbincangkan topik Strategi Pemasaran Proyek Inisiasi Kebudayaan sekaligus menuju program Kemah Budaya Kaum Muda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Juli 2020. (NAW)