Kazuki Takahashi, Si Tokoh Pencipta Yu-Gi-Oh!
Pencipta Yu-Gi-Oh!, Kazuki Takahashi, meninggal dunia. Mangaka asal Jepang ini berhasil menghasilkan karya populer dalam bentuk komik, animasi, dan permainan kartu yang legendaris.
Ada seorang bocah ringkih. Rambutnya yang tajam seperti landak berwarna pirang di bagian depan dan berwarna hitam perpaduan magenta di bagian belakang. Matanya yang besar menatap tajam deretan kartu coklat bergambar monster di tangannya.
Ya, itulah sosok Yugi Mutou, pemeran utama dalam manga Yu-Gi-Oh!. Penggemar manga, anime, dan board game pasti pernah mendengarnya. Jenama ini debut sebagai komik serial bergenre petualangan dan fantasi sains yang diterbitkan oleh Shueisha selama tahun 1996-2004.
Istilah Yu-Gi-Oh! berarti ”Raja Permainan”. Inti cerita komik ini menampilkan Yugi Mutou yang lemah sehingga sering mengalami perundungan. Namun, suatu hari dia bisa memecahkan teka-teki Mesir kuno, Sennen Pazuru atau Millennium Puzzle, yang memunculkan seorang alter ego yang gelap.
Yu-Gi-Oh! kemudian berkembang menjadi waralaba media yang mencakup manga, serial animasi, film, permainan kartu, mainan, figur, dan video gim yang populer di seluruh dunia. Penggemarnya bisa membaca cerita seru dan bermain kartu untuk melakukan pertarungan monster. Sungguh menegangkan.
Kazuki Takahashi adalah seniman Jepang di balik penciptaan Yu-Gi-Oh! Perjalanan Yu-Gi-Oh! yang panjang sayangnya harus melalui sebuah titik pahit lantaran kepergian Takahashi.
Mangaka ini ditemukan meninggal dunia di laut dekat Nago, Okinawa, Rabu (6/7/2022) pagi. Saat ditemukan, laki-laki ini sedang mengenakan peralatan snorkeling. Takahashi berusia 60 tahun.
Penyidik telah menginvestigasi kematiannya. Mengutip Okinawa Times, penyebab kematian Takahashi adalah tenggelam. Ia diduga tenggelam sejak 4 Juli atau dua hari sebelum ditemukan.
Curahan duka bertebaran di media sosial. Penggemar di seluruh dunia mengunggah kartu dan gambar mereka secara daring. Beberapa menyebutkan, Yu-Gi-Oh! menjadi alasan mereka menjadi tertarik pada Jepang sekaligus bagaimana kartu-kartu itu membantu mereka mendapatkan teman pertama.
Eric Stuart, aktor sulih suara Amerika Serikat, sedih atas berita kematian itu. Ia juga mengenang bagaimana bisa mempunyai foto berpose lucu bersama Takahashi.
”Seorang laki-laki yang luar biasa berbakat. Sensei (guru) menciptakan peran yang membantu menentukan karier akting suara saya. Dia pernah mengatakan kepada saya bahwa Seto Kaiba versi saya adalah favoritnya,” cuit Stuart di Twitter merujuk pada salah satu karakter utama di Yu-Gi-Oh!.
Sementara itu, Duta Besar untuk Jepang dari Georgia, Teimuraz Lezhava, mengatakan, Yu-Gi-Oh! membangkitkan dunia yang berbeda. ”Saya tidak akan pernah melupakan kegembiraan bermain gim ini,” katanya di Twitter resmi-nya.
Permainan kartu
Manga Yu-Gi-Oh! debut di majalah Shonen Jump pada 1996. Serial manga ini menjadi hit dengan terjualnya lebih dari 40 juta kopi. Sementara itu, permainan kartu resmi Yu-Gi-Oh! mulai dijual pada tahun 1999.
Manga dan anime karya Takahashi itu memang berhasil populer. Akan tetapi, tidak ada yang dapat menandingi popularitas permainan kartu Yu-Gi-Oh! Permainan ini memikat anak-anak dan orang yang berjiwa muda. Mereka berdedikasi untuk mengumpulkan kartu-kartu yang bergambar monster dan makhluk seperti penyihir itu.
Yu-Gi-Oh! dimainkan dengan cara dua orang berhadapan dan menempatkan deretan kartu dengan kekuatan berbeda untuk saling mengalahkan. Setiap pemain memulai dengan 8.000 poin kehidupan yang akan berkurang jika kartunya kalah.
Penjualan kartu Yu-Gi-Oh! malahan menghasilkan dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada komiknya, yakni hingga miliaran kopi. Harga beberapa kartu melonjak selama puncak ”demam” Yu-Gi-Oh!.
Bahkan, saat sebuah acara Yu-Gi-Oh! berlangsung di satu stadion bisbol Tokyo, pada 1999, begitu banyak anak-anak dan orangtua datang membeli kartu. Sebagai penyelenggara, perusahaan pembuat gim Konami harus memanggil polisi antihuru- hara agar aman.
Pada 2009, Guinness World Record mencatat Yu-Gi-Oh! sebagai permainan kartu perdagangan terlaris di dunia. Konami sebelumnya mengumumkan penjualan kartu Yu-Gi-Oh! telah melampaui 22,5 miliar kartu yang menghasilkan pendapatan miliaran dollar AS.
Lalu pada Januari 2021 permainan kartu ini diperkirakan terjual lebih dari 35 miliar kartu di seluruh dunia dan meraup lebih dari 9,64 miliar dollar AS atau 1 triliun yen. Yu-Gi-Oh! sekarang dianggap sebagai permainan kartu paling sukses sepanjang masa, sama seperti waralaba permainan kartu perdagangan populer lainnya, yaitu Pokémon dan Magic: The Gathering.
Manga dan anime karya Takahashi itu memang berhasil populer. Akan tetapi, tidak ada yang dapat menandingi popularitas permainan kartu Yu-Gi-Oh! Permainan ini memikat anak-anak dan orang yang berjiwa muda. Mereka berdedikasi untuk mengumpulkan kartu-kartu yang bergambar monster dan makhluk seperti penyihir itu.
Penjualan kartu Yu-Gi-Oh! terus berlanjut bahkan setelah manga dan animenya tamat. Konami masih menggelar acara-acara Trading Card Game dan Original Card Game, mulai dari kejuaraan tingkat lokal hingga dunia. Pada Januari lalu, gim digital Yu-Gi-Oh! Master Duel baru dirilis dan langsung diunduh sebanyak 30 juta kali dalam tiga bulan pertama.
Sempat terkejut
Nama asli Takahashi adalah Kazuo Takahashi. Laki-laki ini lahir pada 4 Oktober 1961. Mengutip Comic Book Resources, Takahashi mulai bekerja sebagai seniman manga sejak awal 1980-an. Pada 1990, dia merilis karya besar pertama, Tokio no Taka ( Fighting Hawk), dan diikuti oleh Tennenshoku Danji Buray. Namanya baru mencuar berkat Yu-Gi-Oh! pada 1996. Popularitas itu mengejutkan Takahashi.
Konsep awal manga Yu-Gi-Oh! adalah petualangan yang akan mengimplementasi banyak permainan, termasuk laser tag, yo-yo, dan hoki meja. Permainan kartu awalnya hanyalah satu jenis permainan lainnya yang muncul dalam manga itu.
Baca juga: Motoo Abiko Kepergian Setengah Jiwa dari Mangaka Fujiko Fujio
”Setelah menggambarnya selama dua minggu, ada reaksi yang luar biasa dari para pembaca sehingga saya memutuskan untuk membuat manga menjadi seri tentang kartu sebagai tanggapan atas permintaan mereka,” ujar Takahashi pada 2019, dikutip dari Newsweek.
Takahashi adalah pria yang sangat tertutup. Dia memberikan sedikit wawancara atau detail tentang kehidupan pribadinya. Namun, karyanya berhasil menyentuh banyak orang di seluruh dunia. Yu-Gi-Oh! turut menjadi salah satu ikon ekspor budaya Jepang.
Rhymestyle, seorang youtuber dengan lebih dari 1 juta pengikut, mengatakan di Twitter bahwa Takahashi memberinya masa kanak-kanak yang bahagia. ”Terima kasih telah memberi saya masa kecil terbaik yang pernah ada dan sesuatu yang masih saya mainkan sampai hari ini,” cuitnya. (Reuters/AP/BBC/The New York Times)