Premana Wardayanti Premadi, Matahari dan Kosmologi

Di tengah keterbatasan alat, observatorium yang ia pimpin sejak tahun 2018 itu pada pada saat ini lebih banyak mencurahkan waktu untuk penelitian Matahari.

KOMPAS/NINOK LEKSONO

Premana Wardayanti Premadi

Sebagai Kepala Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, Premana Wardayanti Premadi adalah astronom, ahli dalam ilmu perbintangan. Akan tetapi, bidang yang ditekuninya adalah kosmologi, yakni ilmu yang berkaitan dengan asal-usul, ukuran, dan evolusi alam semesta.

Di tengah keterbatasan alat, observatorium yang ia pimpin sejak tahun 2018 itu pada saat kini lebih banyak mencurahkan waktu untuk penelitian Matahari, termasuk mempersiapkan pengamatan gerhana matahari total (GMT) yang akan melintasi wilayah timur Indonesia pada 20 April 2023.

”Kami akan mengamati GMT ini dari Pulau Kisar di Kabupaten Maluku Barat Daya,” ujar Nana, panggilan akrab Premana, awal pekan lalu. Kosmolog yang juga aktif dalam pemasyarakatan astronomi bagi anak sekolah melalui organisasi Unawe (Universe Awareness for Children) (CNN, 3/9/21), ini, mengakui, pelbagai kegiatan penelitian Matahari dan tugasnya selaku Kepala Observatorium mengurangi waktunya untuk penelitian kosmologi. Akak tetapi, Nana, yang namanya diabadikan pada sebuah asteroid (12937 Premadi), tidak menyerah.

”Memang waktu lebih sedikit untuk kosmologi, tetapi masih aku kerjakan, terutama (penelitian) evolusi galaksi dan lensa gravitasi karena data melimpah,” tambah Nana.

Satu lagi yang menyita waktunya adalah persiapan untuk peringatan seabad astronomi modern di Indonesia pada 30 Januari 2023 yang akan mengambil tempat di Observatorium Bosscha.