Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menggenjot sektor pariwisata daerah pascapandemi.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·2 menit baca
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sedang sibuk hari-hari ini. Betapa tidak, pada Rabu (30/8/2023), ia berkunjung ke Redaksi Kompas di Jakarta. Tanpa jeda, pada Kamis ini, ia menghadiri acara di Solo, Jawa Tengah, dan terbang kembali ke Jakarta pada hari yang sama. Ipuk akan menerima Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Award di Istana Negara, Kamis.
”Saya harus hadir karena kepala daerah yang diundang terbatas,” ucapnya.
Dilantik sebagai Bupati Banyuwangi pada 26 Februari 2021, Ipuk yang juga istri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas ini langsung berkutat dengan pandemi. Kerja keras harus dilakukan.
”Alhamdulillah, kemiskinan kami (Banyuwangi), kenaikannya paling kecil di Jawa Timur. Hanya 0,01 persen,” ucapnya.
Keberhasilannya menekan kenaikan angka kemiskinan saat pandemi tidak terlepas dari geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sektor wisata juga menolong daerah paling ujung di Pulau Jawa itu untuk menghadapi pandemi.
”Ketika pandemi, angka hunian hotel kami masih 60 persen,” ucap Ipuk.
Pascapandemi, pariwisata Banyuwangi terus digenjot. Pada 5-9 September 2023, Ipuk diundang ke Maroko untuk menandatangani penetapan Geopark Ijen sebagai Global Geopark oleh UNESCO. Sepekan kemudian, pada 14-16 September, Banyuwangi kembali menggelar ajang tahunan ”Gandrung Sewu” di Pantai Boom. Ribuan penari gandrung akan menari dengan berbagai atraksi lainnya, termasuk atraksi udara dan aero sport dari TNI Angkatan Udara. Wah, wah, semangat, ya, Bu Ipuk.