Menyulap limbah menjadi berharga adalah motivasi bagi Choirul Bahri atau Elonk untuk tetap berkarya menciptakan produk turunan dari sayur dan buah. Satu tujuannya memanfaatkan kekayaan alam demi kelestarian lingkungan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
Ketika banyak orang yang menganggap limbah hanya sekadar sampah yang tidak berguna, Choirul Bahri (44) punya pemikiran berbeda. Di tangannya, limbah organik dan non-organik disulap menjadi barang bernilai tinggi nan bermanfaat, baik untuk kesehatan maupun pelestarian lingkungan.
Choirul atau yang akrab disapa Elonk menjajarkan empat produk andalannya di tenan Petamina yang berdiri di pelataran Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (18/8/2023). Keempat produk yang ia racik sejak 2020 itu adalah cuka dan enzim belimbing wuluh, cuka salak, dan cuka mangga.
Kisahnya bermula ketika Elonk melihat banyak limbah belimbing wuluh yang terbuang karena warga tidak bisa memanfaatkannya. Satu pohon belimbing wuluh sebenarnya bisa menghasilkan sekitar 20 kilogram belimbing, tetapi yang termanfaatkan hanya 1 kg, sisanya terbuang. Padahal, jika diolah dengan benar, buah ini sangat besar khasiatnya. ”Sejak saat itu saya mencoba untuk mengolahnya menjadi zat yang bermanfaat bagi tubuh,” ucapnya.
Berbekal pengalaman menjadi aktivis lingkungan sejak tahun 1995 dan dukungan dari PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, Elonk mulai bereksperimen untuk mengolah berbagai limbah organik. Terciptalah beragam produk kesehatan berbahan dasar buah dan sayur.
Untuk buah, Elonk menciptakan cuka belimbing wuluh, salak, dan mangga. Cuka ini merupakan dari hasil fermentasi buah yang disimpan selama tiga bulan dan menghasilkan cuka. Jika dikonsumsi secara rutin, cuka ini sangat baik untuk kesehatan. ”Hanya tinggal dicampur gula dan air, lalu didiamkan selama tiga bulan, jadilah cuka ini,” ujarnya.
Untuk mengetahui tingkat khasiat dari cuka, Elonk melakukan uji laboratorium di sejumlah universitas dan instansi laboratorium pengujian. Hasilnya, cuka beraneka buah itu memiliki manfaat yang tinggi.
Cuka belimbing wuluh, misalnya, zat ini memiliki manfaat yang luar biasa, yakni mengurangi radikal bebas, melancarkan metabolisme, dan meningkatkan imun tubuh. ”Bahkan, bisa menekan risiko penyakit kanker,” ucapnya.
Begitu pun dengan cuka salak yang berkhasiat menurunkan tekanan darah dan melancarkan pencernaan. Adapun untuk cuka mangga bermanfaat untuk menurunkan berat badan, menyegarkan kulit, dan meningkatkan kekebalan tubuh. ”Cuka ini sangat cocok bagi mereka yang memiliki program diet atau untuk mencegah risiko obesitas,” ujar Elonk.
Tidak hanya cuka, Elonk juga memanfaatkan buah dan sayur sebagai bahan untuk membuat penyanitasi tangan (hand sanitizer) dari sereh wangi dan jeruk. Produknya ini bahkan sudah digunakan saat pandemi Covid-19 lalu. ”Secara tidak langsung, pandemi memunculkan ide untuk menciptakan produk yang bermanfaat,” ujarnya.
Berangkat dari masalah
Inovasinya kian ”menjalar” ketika membina kerja sama dengan Pertamina. Kerja sama itu memberikan ruang bagi Elonk untuk mendatangi sejumlah kampung binaan dan turut membantu untuk memecahkan masalah yang ada di sana.
Di setiap kampung binaan, Elonk berusaha untuk menciptakan barang yang berguna bagi lingkungan sekitar daerah binaan. Salah satunya, ketika ia mengunjungi Kampung Mari, sebuah sentra pengolahan kacang kedelai yang terletak di Kecamatan Plaju, Palembang.
Masalah yang ada di kampung itu adalah pengolahan limbah kacang kedelai yang tidak ramah lingkungan. Air bekas pencucian kacang kedelai hanya dibuang di selokan tanpa diolah terlebih dulu. Akibatnya, hasil dari pencampuran limbah dengan bakteri Escherichia coli (e-coli) membuat lingkungan di kampung itu menjadi bau.
Dari masalah itu, Elonk lalu membuat sejumlah produk yang menjadikan limbah cair dari pengolahan kacang kedelai sebagai bahan bakunya. Seperti membuat deodoran, sabun, dan pupuk organik. Menurut dia, rebusan kacang kedelai memiliki kandungan minyak nabati yang bermanfaat bagi tubuh. ”Sabun dari limbah cair tempe juga tidak berbusa dan mudah terurai sehingga sangat ramah lingkungan,” katanya.
Sebelum dipasarkan, Elonk selalu melakukan uji coba terlebih dahulu pada produknya, seperti memberikan deodoran kepada atlet dan juga sabun kepada warga yang tinggal di Kampung Mari. Hasilnya, kedua produk ini mampu menghilangkan bau badan dan tidak merusak kulit.
Menurut dia, dengan mengonversi limbah cair menjadi beragam zat bermanfaat, maka kerusakan lingkungan dampak dari aktivitas pembuatan tempe bisa diminimalisasi.
”Bayangkan, dalam satu hari di sentra pembuatan tempe di Plaju, sekitar 24 ton limbah cair dibuang ke selokan. Jika limbah cair bisa termanfaatkan, risiko kerusakan lingkungan bisa dihindari,” kata Elonk. Lantaran memberikan banyak inspirasi, Elonk memberikan merek setiap produknya dengan nama De Mari sesuai dengan nama kampung itu.
Menurut dia, setiap buah dan sayur pasti memiliki manfaat dan keunikannya sendiri. Namun, tidak banyak orang yang menyadarinya sehingga banyak buah atau sayur yang terbuang.
Hal ini terlihat dari komposisi limbah yang dibuang, sekitar 70 persen merupakan limbah organik. Dengan memanfaatkan limbah tersebut, secara tidak langsung kita juga menjaga lingkungan dari bahaya pencemaran.
Besama Pertamina, Elonk melakukan sejumlah upaya perbaikan lingkungan. Mulai dari melakukan upaya konservasi dengan menanam 1.000 bibit belimbing wuluh di 10 kampung binaan Pertamina untuk membantu menyediakan bahan baku jika cuka belimbing wuluh diproduksi secara massal.
Elonk juga gencar menciptakan produk inovatif lain untuk kepentingan masyarakat. Di tempatnya bekerja, yakni di Kantor Kelurahan Talang Bubuk, Kecamatan Plaju Palembang, Elonk membuat sejumlah produk dengan memanfaatkan limbah non-organik, seperti menyulap ban bekas menjadi tempat duduk, mengubah kaleng oli menjadi pot, dan membuat instalasi hidroponik dari pipa dengan beragam tanaman yang tumbuh di atasnya.
Alhasil, pekarang Kelurahan Talang Bubuk pun hijau dan teduh. ”Saya ingin menjadikan kantor ini sebagai tempat percontohan bagi masyarakat sekitar. Harapannya, banyak warga yang menerapkannya di pekarangan rumahnya sendiri,” kata Elonk.
Beragam penghargaan pun didapatkan, baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Hingga saat ini, Elonk sudah menciptakan ratusan produk inovatif dari limbah non-organik dan puluhan produk dari pengolahan limbah organik.
Dari sana setidaknya ada 5-20 produk dan siap untuk dipasarkan dan masuk dalam katalog. ”Karena, saya memiliki satu visi yang sama melestarikan lingkungan dengan mengubah limbah menjadi emas,” ucap Elonk.
Biodata
Nama: Choirul Bahri
Tempat tanggal lahir: Palembang, 5 Oktober 1978
Pendidikan:
SD Negeri 245 Palembang
SMP Sriguna Palembang
SMA Negeri 8 Palembang
Penghargaan:
1. Juara I kategori sehat Lokal Hero Award Pertamina (2020 )
2. Kalpataru Provinsi Sumatera Selatan Kategori Perintis ( 2021 )
3. Juara 1 Teknologi Tepat Guna Tingkat Sumatera Selatan/Finalis TTG Nasional (2022)