Bagi Ruth Gottesman, berderma adalah ajaran yang ia jalankan sejak kecil.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
Pekan ini, sivitas akademika di Fakultas Kedokteran Albert Einstein (AECOM) Universitas Yeshiva, salah satu perguruan tinggi di kota New York, Amerika Serikat, dikagetkan oleh berita menggembirakan. Mereka memperoleh sumbangan senilai 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 15,7 triliun). Berkat uang itu, seluruh mahasiswa bisa kuliah gratis. Bahkan, uang itu juga cukup untuk membiayai para mahasiswa baru di tahun-tahun mendatang.
Sumbangan itu datang dari dalam kampus. Adalah Ruth Gottesman, pensiunan dosen AECOM yang kini mengabdi di dewan pembina yayasan perguruan tinggi tersebut. Uang yang ia sedekahkan itu berasal dari warisan suaminya, David Gottesman. David dulu adalah salah satu investor di firma Berkshire Hathaway sekaligus mitra kerja miliarder Warren Buffett. David meninggal pada 2022 dalam usia 96 tahun.
Sebelum berpulang, David berkata kepada istrinya untuk menggunakan harta warisan sesukanya. Ia memercayai penilaian istrinya tentang untuk apa saja uang itu layak dipakai. Gottesman tidak menyangka jika warisan suaminya sebesar itu. Mereka memang hidup berkecukupan, tetapi tidak mewah. Ia pun memutuskan untuk menyumbangkan warisan itu kepada AECOM. Apalagi, ketiga anak pasangan Gottesman sudah dewasa dan memiliki karier masing-masing.
”Hal yang langsung tebersit di pikiran saya adalah para mahasiswa di AECOM dan berbagai persoalan keuangan mereka sehingga kesusahan membiayai kuliah,” tutur Gottesman, dikutip oleh surat kabar lokal Baltimore Sun edisi 27 Februari 2024.
Menurut keterangan pers AECOM, biaya kuliah di kampus itu adalah 60.000 dollar AS per tahun. Umumnya, alumni fakultas kedokteran itu harus menanggung utang pinjaman kuliah sebesar 200.000 dollar AS. Utang ini memberatkan mereka dalam mencari pekerjaan dan kesejahteraan. Beban itu harus dicicil selama bertahun-tahun bekerja sehingga para dokter ataupun tenaga kesehatan ini tak bisa menabung.
Ruth Gottesman lahir pada tahun 1930 dengan nama Ruth Levy dan berasal dari kota Baltimore di Negara Bagian Maryland. Selepas tamat SMA, ia memutuskan untuk berkuliah di Jurusan Psikologi di Universitas Columbia sampai akhirnya meraih gelar doktor di bidang psikologi perkembangan anak.
Pada 1950, ia menikah dengan David Gottesman. David adalah seorang ahli keuangan. Ia merupakan salah satu mitra di Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik Warren Buffett. Di kemudian hari, David juga mendirikan firma keuangan sendiri yang bernama First Manhattan Company.
Berdasarkan laman resmi AECOM, Gottesman bergabung menjadi dosen di fakultas itu pada 1968. Ia mengajar psikologi tumbuh dan kembang anak dengan fokus anak-anak yang memiliki hambatan belajar, misalnya disleksia dan diskalkulia.
Selain itu, Gottesman juga mengembangkan program literasi untuk semua kelompok umur. Ia terlibat aktif menjalankan program pemberantasan buta huruf untuk orang dewasa.
Apalagi, Universitas Yeshiva terletak di Bronx, distrik paling miskin di kota New York. Menurut Gottesman, hal itu justru menjadi hikmah bagi kampusnya karena ilmu dan keahlian yang mereka miliki bisa langsung diterapkan kepada masyarakat sekitar.
Sejak kecil, Gottesman tumbuh di keluarga yang murah hati. Kedua orangtuanya berasal dari keluarga berkecukupan. Ayahnya, Lester Levy mewarisi perusahaan keluarga yang membuat topi. Adapun ibunya, Eleanor Kohn Levy adalah ahli waris Hochschild Kohn and Co, jaringan toserba di Baltimore. Dari kedua sisi ini Gottesman belajar pentingnya untuk memiliki sifat berderma. Dilansir dari Baltimore Sun, ayah dan ibu Gottesman termasuk para pelopor program beasiswa Owing-Mills yang membantu para tamatan SMA di Maryland untuk kuliah.
Sifat ini terus tumbuh setelah ia menikah dengan David. Walaupun berlatar belakang agama Yahudi, sejak kecil, Gottesman dididik bahwa membantu sesama manusia tidak boleh pilih-pilih. Oleh sebab itu, ia dan suaminya selalu memastikan sumbangan-sumbangan yang mereka berikan bersifat inklusif.
Dilansir dari laman Universitas Yeshiva, 14 Mei 2008, pasangan suami-istri Gottesman pernah menyumbang sebesar 25 juta dollar AS. Ketika itu, sumbangan ditujukan untuk penelitian sel punca di AECOM dan Rumah Sakit Montefiore yang terafiliasi kampus tersebut.
Kampus Albert Einstein College of Medicine di Bronx, New York, AS, Selasa (27/2/2024). Fakultas Kedokteran ini membebaskan SPP bagi seluruh mahasiswanya setelah mendapat donasi sebesar 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 15,7 triliun) Ruth Gottesman.
”Sel punca adalah masa depan dari penyembuhan, perawatan, dan terapi. Kita harus bisa meraih kesempatan untuk mengembangkan kemampuan penelitian, pengembangan, dan uji coba klinis,” tutur Gottesman ketika itu.
Di luar bidang akademik, pasangan Gottesman menyumbang satu sayap di Museum Sejarah Alam AS yang khusus mempertontonkan evolusi Bumi. Menurut laman First Manhattan, mereka juga membangun jalur sepeda di kota Jerusalem yang berada di Israel dan Palestina Tepi Barat.
Kepada surat kabar New York Times edisi 26 Februari 2024, Gottesman menjelaskan pentingnya sumbangan itu kepada AECOM. Berada di Bronx, distrik termiskin New York, AECOM dikelilingi oleh kelompok rentan. Mereka adalah orang-orang miskin dan mayoritas berasal dari kelompok etnis minoritas. Akan tetapi, ada banyak anak pintar yang berasal dari Bronx.
”Mereka memiliki kemampuan otak dan karakter yang layak untuk menjadi dokter. Satu-satunya masalah yang merintangi adalah biaya. Kita harus menanggulanginya karena kita membutuhkan dokter dari berbagai latar belakang etnis dan agama guna memperkaya layanan kesehatan di negara ini,” papar Gottesman.
Terkait sumbangan ini, Gottesman menolak ada program beasiswa ataupun gedung yang menggunakan nama dia maupun nama suaminya. ”Kampus ini sudah memiliki nama paling hebat, Albert Einstein. Apa lagi nama ilmuwan yang lebih bonafide daripada itu?” ujarnya sambil tersenyum. (AP/Reuters)
Ruth Gottesman
Lahir: Baltimore, Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat, 1930
Suami: David Gottesman (alm)
Anak: 3 orang
Almamater: Universitas Columbia
Pekerjaan: Guru Besar Emeritus Psikologi Perkembangan Anak Universitas Yeshiva.