Teresa Vicente, Advokasi bagi Mar Menor
Demi melestarikan Mar Menor, Teresa Vicente mengumpulkan 500.000 tanda tangan. Ia sampai kucing-kucingan dengan polisi.
Teresa Vicente (61) memimpin kampanye untuk menyelamatkan Mar Menor yang merupakan laguna terbesar di Eropa. Kelestarian ekosistem tersebut diperjuangkan dengan gerakan akar rumput. Ia berhasil meyakinkan pemangku kebijakan untuk menjamin kepastian hukum yang menjaga keanekaragaman hayati itu.
Laguna terpenting di Mediterania Barat tersebut dicemari penambangan, pembangunan kota, hingga infrastruktur pariwisata yang merajalela, ditambah berkembangnya peternakan dan pertanian belakangan ini. Mar Menor berarti laut kecil dengan air yang berwarna serupa pirus.
Flora dan fauna di habitat itu sebelumnya menjadi harta karun ekologis di Mediterania. Mar Menor yang terletak di Spanyol memancarkan pesona sehingga tak hanya menarik turis untuk berduyun-duyun mengunjunginya, tetapi juga deretan investor.
Jeritan Mar Menor mendesak saya untuk bertindak. Saya lantas menyusun langkah-langkah untuk merawatnya.
Di sekitar tujuan wisata tersebut, industri agrikultur secara gencar menggantikan pertanian tradisional. Perusahaan-perusahaan mengirimkan sebagian besar komoditasnya untuk ekspor. Dinamika itu telah berlangsung sejak dasawarsa 1950-an.
Dipisahkan dari laut dengan gumuk pasir sepanjang 8,5 mil (16 kilometer), Mar Menor dikagumi berkat airnya yang sebening kristal, hewan langka, dan ikan-ikan khasnya. Kedamaian di laguna seluas 52 mil (96 km) persegi tersebut mulai terkoyak pada dekade 1970-an.
”Mar Menor dianggap tak sekadar sumber profit, tetapi juga pembuangan limbah,” ucap Vicente dikutip dari situs resmi Goldman Prize. Pada tahun 2019, badai hebat melimpaskan pupuk kimia yang membanjiri laguna itu. Perkembangbiakan alga pun meledak.
Tumbuhan tersebut mengonsumsi oksigen habis-habisan yang mencekik jutaan ikan. Kematian massal itu menggedor benak Vicente untuk menyalakan tanda bahaya. ”Jeritan Mar Menor mendesak saya untuk bertindak. Saya lantas menyusun langkah-langkah untuk merawatnya,” tuturnya.
Profesor hukum Universitas Murcia, Spanyol, tersebut memang sangat tertarik dengan lingkungan dan menjadikannya sebagai spesialisasi. Ia sudah menggeluti hukum ekologi sejak tahun 1986. Vicente menganggap penerapan hak asasi manusia tak masuk akal tanpa diiringi konservasi alam.
Jika gagasan ia direaliasikan, Mar Menor memiliki hak yang setara dengan perlindungan manusia lantaran punya kekuatan sampai di pengadilan. Vicente menggalakkan pendekatan baru dengan berpijak pada konstitusi yang memungkinkan warga menyodorkan rancangan peraturan langsung kepada parlemen.
Kucing-kucingan
Vicente dan masyarakat yang bersimpati kemudian berunjuk rasa. Ia juga menyosialisasikan rencananya kepada komunitas-komunitas dan menggandeng ratusan ribu relawan di Spanyol. Pada musim gugur tahun 2020, rancangan peraturan yang pertama telah diajukan kepada parlemen.
Waktu kampanye dimulai, orang-orang menyangka saya gila, tapi berangsur-angsur mereka bergabung.
Demi mendapatkan persetujuan, Vicente harus mengumpulkan 500.000 tanda tangan warga. Pandemi tengah menggila, tetapi ia bersikeras untuk tak menunda-nunda pergulatannya. Meja, kertas, dan pena disediakan. Orang-orang yang berlalu-lalang diajak untuk membubuhkan parafnya.
Vicente turut berseru-seru sambil mendekap tumpukan poster. Sesekali, kucing-kucingan dengan polisi tak terelakkan, tetapi ia tak pernah kehabisan energi untuk menyebarkan persuasinya sekaligus mendorong warga menjadi relawan.
Aksi Vicente membetot simpati hingga 185 organisasi lingkungan, kultural, dan pariwisata di Spanyol. Semula, ia kerap tak dipedulikan. ”Waktu kampanye dimulai, orang-orang menyangka saya gila, tapi berangsur-angsur mereka bergabung,” ujarnya.
Ia terimpit tenggat yang tersisa dua bulan ketika 200.000 tanda tangan masih dibutuhkan pada Agustus 2021. Berkah di balik musibah melanda Mar Menor. ”Lagi-lagi, ikan hingga moluska terkapar lalu mati. Mereka seakan menggugat manusia yang tak menyisakan oksigen untuk bernapas,” katanya.
Bencana itu memicu gelombang protes sekitar 70.000 orang yang bergandengan dan bertepuk tangan di sepanjang tepi Mar Menor. ”Mereka menyatakan dirinya sebagai laguna yang menuju kehancuran. Selanjutnya, saya berkeliling Madrid (ibu kota Spanyol) dengan gembira,” ucapnya.
Baca juga: Marcel Gomes, Jurnalis Antideforestasi asal Brasil
Vicente memekik dengan jendela mobil yang terbuka. Ia ternyata sudah meraih 640.000 tanda tangan yang membuka pintu untuk mewujudkan impiannya. Kampanye bersejarah tersebut akhirnya membuahkan peraturan yang diresmikan pada September 2022.
Parlemen secara mayoritas menyepakati keinginan Vicente. Ia dan kawan-kawannya bersorak saat menyimak keputusan pertama di Eropa yang memayungi Mar Menor layaknya memproteksi manusia. Laguna itu pun terhindar dari gangguan yang berbahaya.
Pemerintah Spanyol juga menjamin pemulihan Mar Menor. Pertanian intensif memang masih terjadi, demikian pula konstruksi yang tak kunjung usai, tetapi Vicente bersama publik telah membangun benteng untuk mencegah kerusakan laguna tersebut.
Pergumulan Vicente menjadi tonggak penting untuk perlindungan lingkungan dan hak-hak alam di berbagai belahan dunia. ”Jadi sebuah visi mengenai harapan untuk semua kehidupan di Bumi. Saya rasa, Mar Menor sangat bangga atas semua upaya yang sudah dilakukan,” tuturnya sambil tersenyum.
Vicente pun diganjar 2024 Goldman Enviromental Prize karena pencapaiannya. Penghargaan tahunan yang diserahkan di San Fransisco, Amerika Serikat, sejak 1990 itu diberikan untuk para pemuka lingkungan dengan tindakan signifikannya terhadap Bumi.
Tanpa dibayar
Vicente lahir dan besar di Murcia seiring bertumbuhnya kepedulian terhadap Mar Menor, di mana laguna tersebut membentang di region yang sama. Ia menapaki seluruh kariernya untuk mempelajari dan mengadvokasi alam, bahkan menuntaskan tesisnya dengan subyek keadilan ekologi.
Direktur Chair of Human Rights and Rights of Nature Universitas Murcia itu tak mengharapkan imbalan saat mempertahankan Mar Menor dengan bekerja tanpa dibayar. Lobi-lobi dengan pemerintah lokal, regional, hingga pusat tak ketinggalan dijajal.
Baca juga: Alok Shukla, Penyelamat Paru-paru India
Badan pengawasan juga terbentuk yang terdiri dari perwakilan pemerintah, ilmuwan, dan warga. Vicente sampai mengambil beasiswa di Universitas Reading, Berkshire, Inggris, tahun 2019. Ia mendalami keberhasilan manifestasi hukum di dunia untuk melindungi alam.
Sekembalinya ke Universitas Murcia, ia langsung memulai studi dengan mahasiswa-mahasiswanya untuk menempuh metode tersebut. Publikasi dilancarkan lewat artikel surat kabar untuk menggunakan inisiatif legislasi populer yang memungkinkan warga mengusulkan regulasi kepada parlemen.
Pertemuan publik diselenggarakan Vicente pada Juli 2020 disusul menyusun draf peraturan bersama tujuh koleganya. Awalnya, banyak pakar meyakini hak-hak lingkungan mustahil diterapkan di Eropa, tetapi Wakil Direktur Pusat Kerja Sama dan Pengembangan Studi Universitas Murcia itu tetap melaju.
Teresa Vicente
Lahir: Murcia, Spanyol
Pekerjaan:
> Profesor Hukum Universitas Murcia, Spanyol
> Direktur Chair of Human Rights and Rights of Nature Universitas Murcia, Spanyol
> Wakil Direktur Pusat Kerja Sama dan Pengembangan Studi Universitas Murcia, Spanyol