Longsor pertama terjadi di Desa Songan, Kamis sekitar pukul 23.00 Wita. Bukit setinggi 200 meter longsor dan menimbun 5 rumah sehingga menyebabkan 7 orang tewas dan 4 orang luka-luka.
Longsor berikutnya terjadi pada Jumat dini hari di Desa Awan yang menimbun 1 rumah dan menyebabkan 4 orang tewas. Pada waktu hampir bersamaan, terjadi longsor di Desa Sukawana yang menimbun 1 rumah dan menyebabkan 1 orang tewas serta 1 orang luka berat. Semua korban luka dibawa ke Rumah Sakit Bangli.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, diprediksi hingga 11 Februari hujan lebat masih akan terjadi di Kabupaten Bangli, Jembrana, Buleleng, Tabanan, Gianyar, dan Badung, Bali. Karena itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman longsor, banjir, dan puting beliung.
Di areal bencana
Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan, permukiman warga tersebut berada di daerah rawan bencana. Pemerintah Kabupaten Bangli berjanji akan menanggung biaya perawatan korban longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Dewa Made Indra menjelaskan, semua korban bencana longsor sudah dievakuasi dan tidak ada lagi korban tertimbun.
Ke-12 korban tewas meliputi tujuh orang dari Desa Songan, yakni Ni Nengah Resmi (34) dan dua anaknya, yaitu Ni Kadek Sriasih (3) dan Komang Agus Putra Panti (1); Gede Sentana (56) dan istri, Ni Ketut Bunga (54), serta putri mereka, Ni Kadek Dini (12); dan Ni Ketut Susun (48).
Sementara empat korban tewas dari Desa Awan yaitu Ni Kadek Arini (27) dan putrinya, Ni Putu Natalia (10), serta orangtuanya, Nyoman Budiarta (45) dan Ni Nengah Parmini (40). Adapun korban tewas dari Desa Sukawana bernama I Made Kawi (50).
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana, Bali, Rakhmat Prasetia, curah hujan di sekitar lokasi longsor Kintamani pada tiga hari terakhir tergolong ekstrem. Curah hujan pada 8 Februari mencapai 293 milimeter per hari, kemudian pada 9 Februari curah hujannya mencapai 155 mm per hari dan pada 10 Februari 181 mm per hari.
”Telah terjadi hujan ekstrem, baik secara harian maupun dasarian (10 hari) di sekitar wilayah Bedugul dan Kintamani,” kata Rakhmat.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ramlan mengatakan, selain di Bali, hujan ekstrem juga terjadi di Nusa Tenggara Barat. Pantauan curah hujan di Batulanteh, Pulau Sumbawa, pada 10 Februari tercatat mencapai 240 mm per hari. Hujan lebat ini masih berpeluang terjadi di kawasan Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur.
Dua titik longsor juga terjadi di wilayah berbeda di Kota Batu, Jawa Timur, sepanjang Jumat (10/2). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi longsor di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, sempat mengganggu lalu lintas di jalur Malang-Kediri. (COK/AYS/CHE/TAM/WER/AIK)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.