Hari ke-15 di awal Tahun Ayam Api 2568 ini setidaknya dirayakan di Kota Bogor, Cirebon, Magelang, dan Palembang. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hadir di Cap Go Meh (CGM)-Festival Rakyat Bogor 2017 di Kota Bogor, Sabtu (11/2) sore. Lukman mewakili Presiden Joko Widodo.
Dalam sambutannya, Menteri Agama mengatakan kembali kebijaksanaan para pendiri bangsa yang telah menemukan formulasi sangat indah menyangkut hubungan antara negara dan agama. Sila pertama Pancasila menjadikan negara tidak terpisah dengan agama, tetapi juga tidak menyatukannya menjadikan negara agama.
Tidak terpisah karena negara secara dinamis tampil sebagai fasilitator semua agama di Indonesia. Tidak menyatu berarti negara tidak diwakili oleh agama tertentu dan tidak memberikan keistimewaan pada salah satu agama. ”Indonesia bukan negara sekuler dan bukan negara teokrasi,” katanya.
”Terlebih lagi menghadapi momentum politik, yaitu pilkada serentak 2017. Umat beragama perlu melakukan konsolidasi untuk tetap berkomitmen menjaga keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan RI. Ini kita lakukan dengan mengambil sikap bijak terhadap berbagai isu yang merugikan yang sering kali mengatasnamakan agama,” katanya.
Terkait Festival CGM, bukan saja orang dewasa, anak-anak dan remaja juga antusias menanti berlangsungnya acara. Mereka berdiri berjejalan di belakang pagar besi sepanjang 300 meter yang memisahkan jalur parade dan panggung undangan dengan penonton.
Dibuka dengan lagu ”Indonesia Raya”, rangkaian CGM diisi penampilan tari topeng kelana dari Cirebon dengan lima penari. Setelah itu, sambutan dari Ketua Panitia CGM Himawan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, dan dilanjutkan dengan doa oleh lima pemuka agama dari lima agama berbeda. Tak lupa pula atraksi barongsai Kie Lin.
Hubungan erat sejak lama
Lambang Garuda Pancasila ikut diarak dalam kirab perayaan CGM yang diselenggarakan oleh Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio, Kota Magelang, Jawa Tengah, kemarin. Beragam kesenian turut ditampilkan dalam kirab di sepanjang jalan di kawasan pecinan itu.
”Sejak dahulu, bangsa Indonesia memang banyak keberagaman,” ujar Ketua Yayasan Tri Bhakti TITD Liong Hok Bio Paul Chandra Wesi Aji.
Perayaan CGM di Kota Cirebon, Jawa Barat, ditandai dengan perayaan di Jalan Kantor, dekat Wihara Dewi Welas Asih. Keguyuban dalam keberagaman di ”kota wali” tersebut telah berlangsung sejak 15 abad silam. Hal itu diwariskan Syekh Syarif Hidayatullah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Tokoh ini menikah dengan Putri Ong Tien asal Tiongkok.
Persentuhan budaya Tionghoa dan Melayu Palembang juga telah terjadi sejak abad ke-7 hingga ke-13 sampai kini. Persentuhan itu dirayakan dalam Festival Imlek 2017 yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan. Festival diinisiasi harian Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel, grup Kompas Gramedia.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan, festival ini mengingatkan kembali hubungan erat nan harmoni antara masyarakat Melayu Palembang dan Tionghoa.
Alat promosi
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gede Pitana mengatakan, kegiatan atau pentas budaya seperti Festival Imlek 2017 merupakan cara ampuh promosi wisata daerah selain kegiatan olahraga atau otomotif. Semua pihak, terutama pemerintah daerah, patut memastikan keberlanjutannya. (EGI/IKI/DRI/RTS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.