JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan kerja sama di bidang keagamaan dan ekonomi merupakan agenda yang disiapkan dalam rangka kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia. Sedikitnya 10 nota kesepahaman telah disusun untuk ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Menjelang kedatangan Raja Salman, Rabu (1/3), Presiden Joko Widodo membahas persiapan akhir bersama Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Senin (27/2), di Istana Merdeka. Pembahasan berlangsung hampir empat jam.
"Persiapan berjalan baik, sudah lebih dari 90 persen. Tinggal hal-hal yang harus diselesaikan pada hari-H," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan.
Dari 10 nota kesepahaman yang akan ditandatangani dengan disaksikan Raja Salman dan Presiden Jokowi, termasuk di antaranya berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji dan kerja sama wakaf.
Lukman menjelaskan, Indonesia berterima kasih untuk penambahan kuota haji, tetapi diharapkan antrean calon haji bisa dipersingkat.
Di bidang ekonomi, menurut Retno, ada pembahasan beberapa proyek yang akan dikerjakan Indonesia bersama Arab Saudi. Detail proyek baru akan diumumkan pada saat berlangsungnya kunjungan Raja Salman.
Retno menyatakan, kunjungan pemimpin Arab Saudi itu juga memperkuat hubungan politik kedua negara. Hubungan Indonesia-Arab Saudi dinilai sangat baik. Intensitas kunjungan tokoh kedua negara, baik menteri maupun pengusaha, sangat tinggi.
Kepolisian Negara RI memastikan siap memberikan keamanan bagi Raja Salman selama berada di Indonesia. Sebanyak 10.000 tenaga pengamanan disiapkan Polri bersama Tentara Nasional Indonesia untuk mengamankan rombongan Raja Salman saat berada di Jakarta, Bogor, dan Bali.
Kunjungan Raja Salman ke Indonesia merupakan bagian dari rangkaian kunjungannya ke negara-negara Asia. Raja Salman dan rombongan berada di Indonesia pada 1-9 Maret.
Tidak ringan
Di tengah upaya promosi peluang investasi di Arab Saudi, perekonomian negara itu tengah menghadapi tantangan yang tidak ringan. Data terbaru Otoritas Umum untuk Statistik, sebagaimana dikutip Forbes, menyebutkan, Arab Saudi mengalami deflasi untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir.
Indeks harga konsumen (CPI) Arab Saudi pada Januari 2017 turun 0,4 persen secara tahunan, penurunan pertama sejak 2005.
Meski penurunan tingkat inflasi terjadi sejak 2008, penurunan pada awal tahun ini cukup tajam. Inflasi secara tahunan pada Desember 2016 masih berada di level 1,7 persen. Adapun penurunan CPI awal tahun ini terjadi karena berlanjutnya penurunan harga makanan, mencapai 3,6 persen secara tahunan.
Proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto Arab Saudi tahun ini juga relatif tak menggembirakan. Lembaga Jadwa Investment memproyeksikan perekonomian Arab Saudi tahun ini hanya akan tumbuh 0,2 persen, turun dari 1,4 persen pada 2016 dan anjlok dari 4,1 persen pada 2015. Kontraksi harga minyak diperkirakan bakal menjadi pemberat perekonomian negara tersebut.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.