Rombongan Raja Salman Bertambah
JAKARTA, KOMPAS — Rombongan resmi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bertambah dari 10 menteri menjadi 14 menteri, selain 25 pangeran. Penambahan ini menunjukkan Arab Saudi serius untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia.
Selain itu, masih ada 50 perangkat, seperti pengawal, ajudan, protokoler, media massa Arab Saudi, dan staf media. Total jumlah anggota rombongan inti 90 orang.
"Inilah yang akan masuk ke Istana Bogor. Yang lain bukan rombongan inti Raja. Mereka ke hotel tempat menginap," ujar Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala?, Selasa (28/2), di Jakarta.
Sebagian dari rombongan Raja Salman, kemarin, tiba di Jakarta. Mereka datang dengan menggunakan tiga pesawat Boeing.
Pesawat Raja Salman dijadwalkan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma hari ini pukul 12.30. Di bandara, Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja menjemput delegasi Raja Salman. Setelah penyambutan, Presiden mendahului iring-iringan Raja Salman menuju Istana Bogor sehingga bisa menyambut Raja Salman di Istana Bogor karena rombongan Raja Salman menyusul sekitar 10 menit kemudian.
"Pemerintah Indonesia memberikan penyambutan yang hangat dan luar biasa untuk kedatangan Raja," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammad Abdullah Alshuaibi.
Mitra tepercaya
Secara terpisah, dalam sesi wawancara khusus, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, sikap inklusif dan komitmen pada solusi damai menempatkan Indonesia menjadi mitra tepercaya dalam relasi global, termasuk dengan Arab Saudi. Didukung sikap komunikatif Indonesia, modal sosial itu menjadi lebih efektif saat membangun kerja sama bilateral dan multilateral.
Sikap itu pula, lanjut Retno, yang menjadi salah satu landasan kuat peningkatan kerja sama ekonomi Arab Saudi-Indonesia. Meskipun Indonesia menjalin kerja sama bidang energi dengan Iran dan mempertahankan misi diplomasi di Suriah, pihak Arab Saudi tetap menjalin kerja sama erat dengan Indonesia. Bahkan, kerja sama itu tengah ditingkatkan dan diperluas, ditandai dengan kehadiran Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Jakarta, hari ini.
Menjawab pertanyaan terkait pandangan Arab Saudi atas sikap Indonesia di Suriah, Yaman, dan kerja sama dengan Iran, Menlu Retno mengatakan, Arab Saudi sangat paham dengan politik bebas aktif Indonesia. Dalam setiap kesempatan dan forum, Indonesia dengan tegas mengomunikasikan komitmennya pada perdamaian dan sikap inklusif, yaitu mengajak berbicara setiap pihak yang terlibat konflik.
Pemahaman dan kematangan setiap pihak-terutama terkait kepentingan nasional setiap negara-membuat perbedaan yang ada tidak menjadi gangguan. "Khusus konflik di Timur Tengah, Arab Saudi tahu persis posisi Indonesia bahwa buat Indonesia setiap perbedaan, setiap konflik, harus diselesaikan dengan cara damai. Saudi tahu persis itu," tutur Retno.
"Karena saya sering berkomunikasi dengan Menlu Adel bin Ahmed al-Jubeir, Arab Saudi sangat memahami posisi Indonesia," katanya.
Di Suriah, Indonesia tetap hadir karena dilandasi kepentingan nasional, yaitu melindungi ribuan warga negara Indonesia di Suriah. Demikian pula saat Indonesia membangun kerja sama energi dengan Iran. Ada alasan-alasan konkret mengapa Indonesia bekerja sama dengan satu negara pada satu bidang dan membangun kerja sama dengan negara lain di bidang berbeda.
"Ada banyak hal lain yang harus dilakukan. Kalau melihat posisi Indonesia dengan Arab Saudi, keduanya sama-sama negara besar. Arab Saudi di wilayah Timur Tengah dan Indonesia di Asia Tenggara. Kita sama-sama paham memiliki pengaruh di wilayah masing-masing," ujar Retno.
"Karena itu, dengan posisi tersebut, kita harus bekerja sama. Salah satu kerja sama itu kita fokuskan di bidang ekonomi, seperti perdagangan, investasi, dan pariwisata," ucap Retno.
Secara khusus, Indonesia ingin mengejar keseimbangan neraca perdagangan dengan Arab Saudi melalui ekspor berbagai produk halal, seperti teh, kopi, mi instan, obat-obatan, dan peralatan kesehatan.
Kelompok radikal
Alshuaibi memastikan 10 nota kesepahaman (MOU) akan ditandatangani pemerintahnya dengan Pemerintah RI dalam kunjungan Raja Salman, 1-9 Maret 2017.
MOU itu menyangkut keamanan (khususnya upaya memerangi kelompok radikal Negara Islam di Irak dan Suriah), infrastruktur dan perminyakan, keagamaan, kesehatan, serta kebudayaan. Setelah itu, MOU juga meliputi bidang pendidikan, perdagangan (investasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah), perikanan, operasional penerbangan sipil, dan perumahan. "Kami bangga masyarakat Indonesia sangat menantikan hal ini," ujarnya.
Ia tak menyebutkan nilai nominal rencana kerja sama kedua belah pihak. Alshuaibi hanya menyatakan bahwa nilai kerja sama itu relatif besar. "Sebanyak 10 MOU itu pasti melibatkan uang yang besar," ungkapnya.
Terkait isu terorisme, Alshuaibi menyatakan, teroris tidak terkait dengan agama dan identitas sehingga harus ditindak bersama. Pemerintah Arab Saudi tidak akan mencampuri urusan keamanan dalam negeri Indonesia. Meski demikian, Arab Saudi bersedia untuk membantu sekiranya Pemerintah RI meminta bantuan pihaknya terkait urusan keamanan di Indonesia.
Alshuaibi menyatakan, kunjungan Raja Salman ke Indonesia merupakan respons terhadap undangan Presiden Joko Widodo. Dikatakan, Pemerintah RI sangat perhatian dan memberikan kemudahan untuk kunjungan Raja Salman kali ini, pertama setelah kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia tahun 1970.
Pengusaha
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi B Sukamdani mengatakan, kunjungan Raja Salman lebih bersifat dari pemerintah ke pemerintah (G to G) sehingga badan usaha milik negara dan pemerintah yang akan lebih banyak berperan. "Itu bagus-bagus saja kalau misalnya mereka masuk ke kilang, bisa membuat bahan bakar minyak dan bahan petrokimia," ujarnya.
Perhatian Arab Saudi ke Indonesia bagus mengingat, menurut Hariyadi, selama ini preferensi mereka lebih ke Amerika Serikat dan Eropa.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menilai, peluang kerja sama Indonesia dan Arab Saudi antara lain di sektor minyak dan gas. Mereka juga tertarik berinvestasi di resor yang besar.