Babak Penting RI-Arab Saudi
Terkait dengan perlindungan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, Presiden Joko Widodo berharap Pemerintah Arab Saudi dapat melindungi dan mengayomi semua warga negara Indonesia di sana, termasuk para TKI.
Presiden menilai kunjungan Raja Salman merupakan kunjungan yang sangat bersejarah. Karena itu, pemerintah menyambut secara khusus kunjungan kenegaraan Raja Salman. Ini kunjungan pertama Raja Arab Saudi setelah kunjungan Raja Faisal bin Abdulaziz al-Saud, 47 tahun silam.
Namun, rencana penyambutan Raja Salman dan rombongan di Istana Bogor tak berjalan sesuai rencana. Hujan deras saat perjalanan rombongan Raja Arab Saudi dari Halim Perdanakusuma hingga tangga Istana Kepresidenan Bogor menyebabkan sejumlah acara urung dilaksanakan.
Sejumlah acara yang telah diagendakan, seperti menanam pohon di sekitar Istana Bogor, dibatalkan. Agenda jalan-jalan di sekitar Kebun Raya Bogor dekat Istana Kepresidenan diganti dengan berkeliling menggunakan rangkaian mobil. Hujan terus mengguyur hingga acara kunjungan Raja Salman, penyambutan dan pertemuan bilateral, diselesaikan. Presiden sempat ikut memayungi Raja Salman saat mengantarnya naik ke mobil menuju Jakarta.
Kunjungan ini, kata Presiden, menjadi titik tolak bagi peningkatan hubungan kedua negara. Sudah selayaknya hubungan RI-Arab Saudi ditingkatkan karena kedua negara dipersatukan oleh persaudaraan dan hubungan yang saling menguntungkan. Presiden meyakini Indonesia dapat menjadi mitra strategis Arab Saudi dalam upaya mencapai Visi 2030.
Akses kemudahan
Retno mengatakan, setelah kesepakatan kerja sama ini, kedua kepala negara akan menindaklanjutinya dengan mengirim para menteri untuk menggelar pertemuan lebih lanjut.
Salah satu butir kesepakatan kemarin mengenai pembiayaan proyek 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 13,3 triliun). Kesepakatan ini ditandatangani perwakilan Wakil Direktur Saudi Fund for Development dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menurut Retno, kerja sama ini bernilai penting untuk jangka panjang sehingga akan tercapai nilai investasi yang lebih besar.
Pada bidang perdagangan dan investasi, Presiden Jokowi menginginkan agar ada kemudahan akses pasar, terutama produk halal, produk perikanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, tekstil, dan garmen asal Indonesia. Presiden menyambut baik penandatanganan kerja sama pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, senilai 6 miliar dollar AS (Rp 80,2 triliun) oleh PT Pertamina dan Aramco, perusahaan minyak Arab Saudi.
Saat pertemuan bilateral, kedua pemimpin membahas sejumlah proyek yang ditawarkan Indonesia, di antaranya pembangunan kilang minyak di Balongan, Dumai, dan Bontang. Mereka juga membahas tawaran investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Jambi, jalan raya, sumber air bersih, dan perumahan.
Ketertarikan Arab Saudi menanamkan investasi di Indonesia tidak lepas dari stabilitas ekonomi dan politik. Hal itu menjadi modal penting Indonesia sehingga menarik bagi investasi. Keunggulan lain, Indonesia memiliki bonus demografi yang akan menjadi motor pertumbuhan berkelanjutan. ”Tidak salah mereka jika melihat Indonesia relatif stabil dalam bidang ekonomi,” kata Retno.
Isu politik dunia
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi Nizar bin Obaid Madani mengatakan, kunjungan ini menjadi momentum penting persahabatan dan persaudaraan kedua negara. Di bidang ekonomi, Arab Saudi tertarik menanamkan investasi pada sektor infrastruktur dan perumahan. Kedua negara juga membicarakan persoalan politik, salah satu isu tentang Palestina.
Kedua pemimpin sepakat mencapai solusi yang adil dan benar-benar menyelesaikan persoalan bangsa Palestina. Kedua pemimpin menganggap pentingnya kedaulatan bagi sebuah negara, seperti Palestina.
Sebelum jamuan makan siang kenegaraan yang diselenggarakan untuk menghormati Raja Salman di Istana Bogor, Presiden menyampaikan, Indonesia tidak akan melupakan peran Arab Saudi sebagai salah satu negara yang pertama mengakui kedaulatan RI tahun 1947. RI dan Arab Saudi merupakan negara besar yang memiliki pengaruh penting di kawasan sehingga selayaknya keduanya meningkatkan kerja sama.
Di luar persoalan ekonomi, Indonesia menegaskan pentingnya penyelesaian konflik di Timur Tengah dengan cara damai. Kedua negara menekankan pentingnya memajukan Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta.
Seusai pertemuan bilateral, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menepis kekhawatiran paham radikal masuk ke Indonesia setelah kerja sama ini dijalin. Menurut Lukman, Arab Saudi justru memiliki pandangan yang sama dengan Indonesia untuk menampilkan wajah Islam yang moderat dan menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.