Hadirkan Wajah Islam Moderat
JAKARTA, KOMPAS — Kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi diharapkan mendorong tampilnya Islam moderat dalam berkontribusi menjaga perdamaian dunia. Kerja sama itu juga diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia di sektor ekonomi dan pendidikan.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bertemu dengan lebih dari 30 tokoh Islam di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/3). Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo sebagai tuan rumah hadir antara lain Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin, anggota Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masdar Farid Mas’udi, Wakil Ketua MUI dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah, Alwi Shihab, Hamdan Zoelva, dan Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid.
Dalam acara tersebut, karena waktu yang sangat sempit, hanya tiga orang yang mendapatkan kesempatan menyampaikan pesan kepada Raja Salman. Mereka adalah Ma’ruf Amin yang juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yunahar Ilyas, dan Rais Aam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah Habib Luthfi bin Yahya.
Tak hanya menyatakan penghargaan atas kunjungan dan perhatian kepada Indonesia, menurut Yenny, para tokoh itu menyampaikan harapan untuk membangun hubungan dalam menguatkan Islam yang toleran dan bersama-sama melawan terorisme. Disampaikan pula harapan terkait peningkatan hubungan kultural dan perdagangan.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menambahkan, kerja sama untuk menanggulangi radikalisme, terorisme, dan ekstremisme sudah termasuk dalam salah satu dari 11 nota kesepahaman yang ditandatangani pada hari pertama kunjungan Raja Salman. ”Wajah Islam moderat yang berkontribusi dalam menjaga perdamaian dunia juga ada secara khusus dalam MOU itu. Juga bagaimana perbedaan dan keragaman itu harus tetap bisa dijaga, termasuk perbedaan dalam paham keagamaan,” tutur Lukman.
Keakraban yang ditampilkan Presiden Jokowi dan Raja Salman tetap tampak kental di hari kedua kunjungan Raja Arab Saudi ini. Seperti sehari sebelumnya, Presiden Jokowi menggandeng Raja Salman menuju tempat pertemuan.
Pada awal pertemuan pun, menurut Yenny, Raja Salman tampak mengapresiasi moto ”Kerja, Kerja, Kerja” dari Presiden Jokowi. ”Jadi, Raja Salman juga mengatakan, ’Saya juga sangat senang kerja.’ Terus Pak Jokowi tertawa mendengarnya,” ujar Yenny.
Ke Masjid Istiqlal
Sebelum bertemu para tokoh Islam, Raja Salman berkunjung ke Masjid Istiqlal. Di masjid terbesar se-Asia Tenggara ini, raja berusia 81 tahun itu melaksanakan shalat Tahiyyatul Masjid. Ia memberikan hadiah kiswah, kain penutup Kabah, kepada pengurus Masjid Istiqlal.
Warga berusaha mendekat dan mengabadikan kehadiran rombongan Raja Salman. Ustaz Samsu Suhardi (47), warga Rawamangun, Jakarta Timur, mengaku kecewa karena dirinya berharap Raja menyapa warga yang menunggu sejak lama di dalam masjid.
Kunjungan ke Masjid Istiqlal berlangsung setelah Raja Salman berkunjung ke Kompleks Parlemen, Senayan. Di hadapan anggota MPR, DPR, dan DPD, Raja Salman berpidato singkat selama dua menit. Dalam pidatonya, Raja mengajak Indonesia sebagai negara yang sama-sama menganut paham keagamaan moderat serta damai untuk bekerja sama memerangi ancaman terorisme yang dapat mengganggu kedaulatan negara serta perdamaian dunia.
”(Tantangan) ini mengharuskan kita menyatukan barisan serta melakukan koordinasi dalam melakukan berbagai upaya dan sikap yang dapat memberikan manfaat bagi kepentingan kita bersama, keamanan dan perdamaian dunia,” kata Raja Salman.
Kedatangan Raja Salman ini mengulang sejarah 47 tahun silam ketika Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulaziz al-Saud berkunjung ke Indonesia selama empat hari. Raja Faisal berpidato di hadapan anggota Dewan Perwakilan Gotong Royong, 12 Juni 1970. Kemarin, tayangan kunjungan lampau itu diputar di Ruang Paripurna beberapa saat sebelum kedatangan Raja Salman.
”Jika 47 tahun lalu kedua negara mempunyai pandangan dan sikap yang sama dalam menghadapi ancaman komunisme dan zionisme, maka ancaman yang kita hadapi sekarang ini adalah bagaimana menciptakan keamanan dan perdamaian dunia, khususnya kini, dari bahaya terorisme dan radikalisme,” kata Ketua DPR Setya Novanto dalam pidato pembukaan.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman berharap komitmen yang disampaikan Raja Salman segera disambut pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla melalui langkah-langkah kerja sama yang konkret. Tidak hanya koordinasi pada dimensi keagamaan, tetapi juga lewat kerja sama ekonomi.
Peluang ekonomi
Tidak hanya itu, kunjungan Raja Salman yang melahirkan sejumlah kesepakatan kerja sama semakin membuka peluang ekonomi. Salah satu dari 11 kesepakatan kerja sama yang telah ditandatangani adalah di sektor perhubungan. Kedua negara sepakat menambah jumlah penerbangan dan titik keberangkatan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, selama ini penerbangan dari Arab Saudi ke Indonesia menghubungkan ke lima kota: Jakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Makassar. Adapun penerbangan dari Indonesia ke Arab Saudi menghubungkan Kota Jeddah, Madinah, Riyadh, dan Damam.
”Setelah perjanjian kerja sama itu, penambahan jumlah penerbangan menjadi tidak terbatas. Kami akan menambah penerbangan ke Thaif, sementara Arab Saudi menambah penerbangan ke Kota Solo dan Balikpapan,” kata Budi Karya.
Terkait kerja sama Indonesia dan Arab Saudi itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui banyak peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia. Pengeluaran wisatawan dari Timur Tengah dinilai tinggi, 1.750 hingga 2.000 dollar AS per kunjungan. ”Dengan potensi ini, sangat mungkin dapat meningkatkan devisa negara,” katanya.
Saat ini, per tahun, sekitar 150.000 wisatawan dari Arab Saudi berkunjung ke Indonesia. Jumlah ini dinilai rendah karena potensinya relatif besar. ”Peluang untuk mengalahkan Malaysia relatif mudah (dengan tingkat kunjungan wisatawan Timur Tengah 300.000). Selama ini promosi wisatawan mereka masih belum tergarap. Setelah promosi besar-besaran, ada pertumbuhan kunjungan wisatawan dari Timur Tengah sebesar 20 persen. Sekarang sudah bisa mendekati 200.000 orang per tahun,” kata Arief.
Hari Jumat ini, Raja Salman dijadwalkan menghadiri acara minum teh bersama Presiden Jokowi serta bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para tokoh lintas agama. Ia akan berlibur ke Bali, setelah berkunjung ke Brunei, Sabtu besok.
Terkait dengan kedatangan Raja Salman, di Bali pada Sabtu nanti, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai akan ditutup selama 45 menit, mulai pukul 19.15 Wita sampai pukul 20.00 Wita. (AGE/APA/INA/NDY/COK/WAD/NTA)