Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Dittipid Bareskrim) Polri menyita 34 kilogram (kg) sabu dan 70.000 butir ekstasi asal Malaysia yang dikirim ke Medan, Sumatera Utara, via Aceh melalui jalur laut dan 14 kg sabu lewat jalur udara dari Malaysia ke Bali dan diteruskan ke Jakarta.
Secara terpisah, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap peredaran 48,16 kg sabu, 3.702 ekstasi, dan 454 butir pil happy five asal China yang diselundupkan melalui laut dari Malaysia ke Medan via Aceh.
Pengiriman lewat udara yang diungkap Dittipid Narkoba dikendalikan narapidana Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta, melibatkan IKF, petugas keamanan PT Angkasa Pura di Bandara Ngurah Rai, Bali, sebagai kurir.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Pol) Eko Daniyanto mengungkapkan, IKF (30) ditangkap di Rawamangun, Jakarta Timur, 22 Februari 2017. IKF berperan menerima paket dari Malaysia di Bali lalu dibawa ke Jakarta dengan pesawat.
Dari koper IKF, polisi menyita 14 kg sabu. ”Tugas dia membawa dari Bali dan mengantar ke Jakarta, termasuk menyelamatkan sabu itu supaya tak terdeteksi,” ujar Eko di Markas Dittipid Narkoba Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (7/3). Sekali mengantar narkoba, IKF dibayar Rp 50 juta. Ia diduga menjadi kurir selama tiga tahun. ”Kemungkinan sudah sering,” kata Eko.
Polisi juga membekuk ND di Pulogadung, Jakarta Timur, yang menerima paket narkoba di Jakarta. Dari pengembangan penyelidikan, polisi meringkus MA (30), narapidana LP Cipinang, yang mengendalikan peredaran sabu dari Malaysia di Jakarta.
Lewat laut
Selain dikirim melalui udara, sabu dari Malaysia juga diselundupkan lewat jalur laut yang dimasukkan melalui Kabupaten Aceh Tamiang lalu dibawa ke Medan. Tiga pelaku dibekuk dan seorang kurir tewas ditembak.
Tiga pelaku yang ditangkap adalah AM (32), ES (38), dan ZN (45). Pelaku yang tewas adalah AR (49). Mereka menerima barang dari Malaysia di tengah laut lalu ditenggelamkan dan dibawa ke Sungai Hiu, Aceh Tamiang. Barang bukti dipendam di tepi sungai dan ditimbun arang.
Secara terpisah, Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan, peredaran sabu 48,16 kg itu melibatkan petugas LP. Namun, dia menolak membeberkannya. Yang jelas, ada LP yang digunakan.
Pengungkapan peredaran sabu asal China itu hasil kerja sama BNN dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. BNN menangkap enam pelaku, yakni MUL (33), SY (36), AM (32), ZAK, HER (31), dan DED (28). Adapun Rizwan, salah satu pengedar, mati tertembak.
BNN juga mendapati sejumlah barang bukti di rumah anggota TNI Angkatan Darat berinisial HAB di Kota Medan. HAB adalah kakak dari ZAK.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menambahkan, sabu asal China ini dikirim melalui Penang, Malaysia, lalu dimasukkan lewat Langsa, Aceh. Selama ini sabu dari China biasa dikirimkan dari Johor, Malaysia.
Di Lampung, polisi menembak mati terduga bandar narkoba dalam penjebakan, Selasa (7/3) pukul 00.00, di Bandar Lampung. Tersangka diduga bagian dari jaringan pemasok narkoba untuk sejumlah tempat hiburan di Bandar Lampung. Dari tersangka, polisi menemukan 4 paket sabu 335 gram dan 1.200 butir pil ekstasi. Polisi juga menyita 1 senjata api rakitan, 1 timbangan, 2 telepon genggam, dan 1 sepeda motor.
Sementara BNN Kalimantan Timur meringkus lima pengedar sabu di tiga lokasi berbeda dalam sehari di Samarinda. Satu orang buron. Barang bukti yang disita antara lain 25,75 gram sabu dan enam celurit. (ILO/VIO/PRA)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.