Mengapa Hanya Bandara di Timur Tengah-Afrika Utara yang Terkena Larangan Alat Elektronik ke Kabin?
Oleh
·5 menit baca
NEW YORK, RABU — Amerika Serikat dan Inggris telah mengumumkan, para penumpang pesawat yang bertolak dari sejumlah bandar udara di Timur Tengah dan Afrika Utara menuju kedua negara itu dilarang membawa alat elektronik lebih besar daripada telepon pintar ke dalam kabin pesawat. AS mulai memberlakukan aturan baru itu pada hari Selasa (21/3/2017) pukul 03.00 waktu setempat, sedangkan Inggris memberlakukannya mulai Sabtu (25/3/2017) lusa.
Sejumlah kalangan mempertanyakan, mengapa aturan baru itu hanya diberlakukan bagi bandar udara-bandar udara di Timur Tengah dan Afrika Utara. ”Mengapa hanya maskapai-maskapai penerbangan Timur Tengah yang terkena larangan ini?” tanya Kelsey Norman, mahasiswa program doktor yang berencana pulang ke Los Angeles, AS, dari Beirut, Lebanon, Jumat besok.
”Secara keseluruhan, kebijakan ini membuat tidak nyaman, diskriminatif, dan terus merusak reputasi global Amerika yang memburuk secara cepat,” lanjut Norman.
Presiden (maskapai penerbangan) Emirates Tim Clark juga terkejut, Dubai—bandara pengumpul bagi maskapai penerbangan Emirates—masuk dalam daftar bandara yang terkena aturan baru AS tersebut. ”Jujur, saya benar-benar agak terkejut,” katanya. ”Ketika terbang keliling Amerika Serikat atau Eropa atau Asia, saya tidak melihat level pemeriksaan seperti yang berlangsung di Dubai.”
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui terkait aturan baru soal larangan membawa alat elektronik lebih besar daripada telepon pintar dalam penerbangan dari sejumlah bandara di Timur Tengah dan Afrika Utara menuju AS dan Inggris.
Alat elektronik apa yang dilarang dibawa masuk kabin pesawat, menurut aturan baru itu?
AS mengatakan, larangan berlaku atas semua alat elektronik yang ukurannya lebih besar daripada telepon seluler. Inggris menyebutkan, larangan itu berlaku untuk ”telepon, laptop, atau tablet yang berukuran lebih besar daripada ukuran normal telepon genggam atau telepon pintar, dengan spesifikasi: lebih besar dari ukuran panjang 16 sentimeter, lebar 9,3 sentimeter, dan tebal 1,5 sentimeter.
Penerbangan dan bandara mana yang terdampak aturan tersebut?
AS memberlakukan aturan tersebut bagi penerbangan dari 10 bandara di 8 negara dan sejumlah maskapai penerbangan terkena dampak tersebut:
Bandar Udara Ataturk di Istanbul, Turki - (Turkish Airlines)
Bandar Udara Internasional Kairo, Mesir - (EgyptAir)
Bandar Udara Dubai dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab - (Emirates dan Etihad Airways)
Bandar Udara Internasional Hamad di Doha, Qatar - (Qatar Airways)
Bandar Udara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi - (Saudi Airlines)
Bandar Udara Internasional King Khalid di Riyadh, Arab Saudi - (Saudi Airlines)
Bandar Udara Internasional Mohammed V di Casablanca, Maroko - (Royal Air Maroc)
Bandar Udara Internasional Kuwait di Kuwait City, Kuwait - (Kuwait Airways)
Bandar Udara Internasional Queen Alia di Amman, Jordania - (Royal Jordanian)
Ketentuan pelarangan Inggris berlaku bagi seluruh bandara di 6 negara, yakni Mesir, Jordania, Lebanon, Arab Saudi, Tunisia, dan Turki. Aturan itu berdampak pada enam maskapai penerbangan Inggris, termasuk pesawat carter, yaitu British Airways, EasyJet, Jet2.com, Monarch, Thomas Cook, dan Thomson; serta maskapai penerbangan asing, termasuk Egyptair, Royal Jordanian, Tunis Air, dan Turkish Airlines.
Tidak ada maskapai penerbangan AS yang terpengaruh aturan tersebut karena tidak mempunyai penerbangan langsung ke bandara-bandara tersebut.
Mengapa negara-negara dan bandara-bandara itu dikenai aturan tersebut?
Pejabat AS mengatakan, keputusan tersebut diambil setelah ada laporan intelijen tentang potensi ancaman terhadap pesawat-pesawat menuju AS. Tidak ada penjelasan detail, misalnya teror dari kelompok mana yang memicu lahirnya aturan itu. Bennet Waters dari Chertoff Group, perusahaan konsultan keamanan, mengatakan, bandara-bandara yang terkena aturan itu mungkin dipantau Pemerintah AS terkait prosedur dan perlengkapan yang digunakan untuk memindai tas-tas bawaan ke kabin pesawat.
Mengapa aturan itu hanya berlaku pada penerbangan nonstop, bukan penerbangan transit?
Penerbangan transit dalam perjalanan menuju AS bakal dikenai pemeriksaan keamanan dan pemindaian tambahan guna memperketat lapis perlindungan sebelum penerbangan mencapai AS.
Mengapa laptop dan tablet dianggap lebih berbahaya daripada telepon seluler?
Badan Keamanan Transportasi AS tidak memberikan penjelasan. Namun, Bennet Waters dari Chertoff Group mengatakan, pejabat intelijen kemungkinan menyimpulkan bahwa telepon seluler terlalu kecil untuk diselipi dengan bahan-bahan peledak yang membuat pesawat jatuh.
Apakah laptop atau peralatan elektronik pernah digunakan dalam serangan pada pesawat?
Bom-bom yang diselipkan pada alat-alat elektronik telah menjadi perhatian demi keselamatan penerbangan selama beberapa dekade. Tahun 1988, pesawat Pan Am 103 meledak di atas Lockerbie, Skotlandia, akibat sebuah bom yang disembunyikan dalam sebuah alat perekam kaset merek Toshiba, yang dimasukkan ke dalam tas yang telah diperiksa untuk masuk bagasi. Seluruh 259 penumpang dan awak pesawat dalam penerbangan itu serta 11 orang lainnya di darat tewas dalam insiden itu. Tahun lalu, pesawat Daallo Airlines mendarat selamat di Somalia setelah bom yang diselipkan dalam sebuah laptop meledak di kabin penumpang, menyebabkan lubang menganga di badan pesawat. Hanya tersangka pelaku bunuh diri yang tewas dalam peristiwa itu.
Bukankah laptop yang berisi bom, yang masuk bagasi pesawat, masih bisa mendatangkan bahaya bagi pesawat?
Ya. Menurut sejumlah pakar keamanan, sebuah bom di bagasi pesawat bisa membuat pesawat jatuh. Akan tetapi, mereka mengatakan, teknologi yang digunakan untuk memindai tas atau koper ke bagasi umumnya lebih canggih daripada mesin sinar-X yang digunakan untuk memindai tas atau koper bawaan penumpang ke dalam kabin pesawat.
Selain itu, memisahkan bom dari pelaku serangan bom bakal lebih sulit untuk diledakkan di udara. Alat penentu waktu (timer) bakal kurang bisa digunakan. Menurut Jeffrey Price, pakar keamanan penerbangan dan profesor pada Metropolitan State University of Denver, hal itu karena timer itu bakal mati di darat jika penerbangan ditunda. Price menambahkan, bom dengan alat pemutar tekanan barometrik yang bakal meledak pada ketinggian tertentu bisa dimatikan oleh pemeriksaan acak di bandara.
Bukankah penumpang bakal cemas tentang alat elektronik mereka yang masuk bagasi, misalnya karena kemungkinan dicuri dari tas atau koper mereka?
Ya, para pencuri biasa menarget peralatan elektronik mahal. Menurut Anthony Roman, Presiden Roman & Associates, perusahaan manajemen risiko, alat pengunci koper bisa dirusak atau dijebol. Ia menyarankan penumpang menggunakan tas atau koper berbahan bungkus yang keras dengan kunci-kunci yang kuat. (AP/MH SAMSUL HADI)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.