Siklon Tropis Caleb Memicu Hujan Lebat
JAKARTA, KOMPAS — Siklon tropis Caleb terbentuk di sekitar Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung pada Kamis (23/3) sekitar pukul 13.00. Terbentuknya siklon tropis ini diprediksi akan memicu hujan lebat dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia beberapa hari ke depan. Informasi yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, kecepatan angin maksimum di sekitar pusat topan mencapai 35 knot atau sekitar 64,8 kilometer (km) per jam dan tekanan udara di pusatnya mencapai 997 milibar. Pusat tumbuh siklon berada di koordinat 12,6 Lintang Selatan dan 100,5 Bujur Timur dengan pergerakan ke arah selatantenggara. "Dua hari ke depan siklon Caleb diprediksi menguat dan bergerak ke arah selatan menjauhi wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto.Selain terbentuknya siklon Caleb di Samudra Hindia, saat ini di perairan barat Australia juga tumbuh pola tekanan rendah lainnya. Fenomena ini menyebabkan terjadinya pertemuan angin di sekitar wilayah barat Sumatera hingga selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan sekitar Maluku."Dinamika cuaca ini dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia dalam periode beberapa hari ke depan," ujar Yunus. Daerah yang berpotensi hujan lebat antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung bagian barat, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, serta Papua bagian tengah dan utara. "Masyarakat diimbau mewaspadai dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, longsor, banjir bandang, genangan, dan pohon tumbang," katanya.Gelombang tinggi Yunus mengatakan, pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, dan masyarakat di wilayah pesisir diimbau mewaspadai potensi gelombang laut tinggi dengan ketinggian 2,5 meter hingga 4 meter di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Timur, dan Samudra Hindia selatan NTB.Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ramlan mengatakan, seperti namanya, siklon tropis tumbuh di perairan sekitar daerah tropis. Karakternya bergerak selalu menjauhi daerah tropis."Seperti tahun-tahun sebelumnya, akhir Maret dan awal April masih dalam periode wajar terbentuknya topan tropis di selatan khatulistiwa. Faktor utamanya pemanasan air laut sehingga banyak penguapan dan menyebabkan tekanan lebih rendah pada area tersebut," ujarnya. Data BMKG menyebutkan, setiap tahun siklon tropis yang tumbuh di belahan bumi utara rata-rata 57,3 kejadian, sedangkan di belahan bumi selatan rata-rata 26,3 kejadian. (AIK)