JAKARTA, KOMPAS — Pedangdut Ridho Rhoma (28) mengakui dirinya telah mengonsumsi narkoba jenis sabu sejak dua tahun terakhir. Ia ditangkap polisi tanpa perlawanan, Sabtu (25/3), di sebuah hotel di Daan Mogot, Jakarta Barat. Polisi membawa serta paket sabu 0,76 gram sebagai barang bukti.
Ridho ditangkap Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat (Jakbar) Sabtu pukul 04.00. Selain barang bukti 0,76 gram sabu, turut diamankan telepon seluler dan sebuah mobil.
Demikian disampaikan Kasat Narkoba Polres Jakbar Ajun Komisaris Besar Hermanto, Sabtu malam. Mengutip pengakuan Ridho, Hermanto mengatakan, pedangdut itu dua tahun terakhir mengonsumsi sabu.
Polisi menemukan sabu di mobil yang dikendarai putra pedangdut senior Rhoma Irama itu. Polisi juga menangkap kurir sabu berinisial MS. Dia ditangkap pukul 09.00 di sebuah apartemen di kawasan Jalan Thamrin.
Dalam kariernya, Ridho di antaranya sukses dengan lagu ”Menunggu” dan ”Kerinduan”, yang diaransemen ulang dari lagu Rhoma Irama.
Realitas semu
Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia Mustofa mengatakan, umumnya kehidupan glamor selebritas, termasuk artis, menjauhkan mereka dari realitas hidup sehari-hari.
”Pesta dan realitas panggung membuat mereka hidup dalam realitas semu. Mereka seperti dipaksa selalu tampil bugar dan aktif meski kondisi fisik dan psikis sering jauh dari penampilan mereka dalam pesta dan saat di atas panggung,” tuturnya.
Menurut Mustofa, narkoba yang mereka konsumsi untuk menekan stres dan doping. ”Alasan penggunaan di lingkungan selebritas, termasuk artis, umumnya itu,” katanya.
Lalu, bagaimana kalangan selebritas, terutama artis, bisa menghindari tidak mengonsumsi narkoba? ”Sulit, selama mereka memilih tampil dalam realitas semu,” kata Mustofa.
Ia mendorong para figur publik kembali ke realitas keseharian yang berarti jadi orang biasa. ”Maukah hidup seperti keseharian orang biasa?” ujarnya.
Ia membedakan kehidupan kalangan selebritas dengan kelas atas. Ada kalangan kelas atas, kata dia, yang menolak, menjauh dari ingar-bingar kehidupan glamor.
Psikolog forensik Polri, Arif Nurcahyo, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, mengonsumsi narkoba sama dengan memberikan ruang kepada narkoba untuk menyerang fisik, jiwa, dan pikiran.
Pengguna akan cenderung bergantung, mengulang, dan tersugesti untuk lebih percaya diri dengan mengonsumsi narkoba. Itu semua adalah realitas semu.
”Mengapa artis? Mungkin karena penghasilan melimpah,” ucapnya. Artis juga dituntut tampil prima dan menarik. (WIN)