SUMBAWA BESAR, KOMPAS – Kamis (6/4) pukul 15.00 Wita, lomba lari Lintas Sumbawa 2017 sejauh 320 kilometer genap berlangsung selama 24 jam. Sejak dimulai pada Rabu pukul 15.00 Wita, sebanyak 15 pelari kategori individu dan 6 pelari kategori relay atau berpasangan telah melesat meninggalkan titik start di Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Namun, tidak semua pelari dapat melanjutkan perlombaan.
Sampai 24 jam sejak lomba dimulai, dari 21 pelari yang mengikuti start, masih ada 16 pelari yang terus mencoba mencapai garis finis. Mereka terdiri dari 11 pelari kategori individu dan 4 pelari kategori relay.
Di titik terdepan, ada pelari kategori relay, Ari Iskandar, yang sudah mencapai km 152. Pada kategori individu, posisi terdepan ditempati Eni Rosita (38) yang sedang beristirahat di KM 150.
Sementara itu, peserta yang paling belakang adalah Mak Del (55) yang meninggalkan KM 110 pada pukul 15.00 wita. Pelari tertua di antara peserta Lintas Sumbawa 2017 itu sempat beristirahat di KM 110 untuk dipijat oleh petugas terapis yang disediakan panitia. Meski berada di posisi paling akhir, Mak Del terlihat masih segar dan terus berbincang dengan panitia dan anggota tim medis.
Mak Del masih memiliki waktu sekitar 3 jam untuk sampai di check point atau tempat pemeriksaan ketiga di km 120. Cut off time atau batas waktu untuk sampai di km 120 adalah pukul 18.00 wita.
Di depan Mak Del, ada pelari kategori relay Mila Marlina (45) yang juga sempat beristirahat di KM 110. Pelari perempuan itu bahkan harus mendapatkan suntikan obat dari dokter karena asam lambungnya naik. Sempat berbaring dengan selimut untuk menghalau udara dingin, Mila akhirnya mantap melanjutkan perlombaan lagi.
Di tengah guyuran hujan deras, Mila berlari bersama tiga pelari kategori individu yang terus berupaya mencapai check point ketiga, yakni Gatot Sudariyono (55), Eddy Angkawibawa (53), dan Eko Ryzananto (49).
“Did Not Finish”
Sementara itu, ada 5 pelari yang sudah dinyatakan did not finish (DNF) atau tidak bisa melanjutkan perlombaan. Mereka terdiri dari empat pelari kategori individu, yakni Abdul Aziz Dermawan (23) asal Bandung, Jawa Barat; Syafrudin asal Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB); Nukhasin Santari (40) asal Makassar, Sulawesi Selatan; serta Yohanis Hiariej (34) asal Ambon, Maluku.
Keempatnya dinyatakan DNF karena menyatakan diri tidak sanggup melanjutkan perlombaan. Peserta yang terakhir dinyatakan DNF adalah Yohanis yang menyerah di km 95 pada Kamis (6/4) pukul 13.17 wita. “Kaki saya kaku dari atas sampai bawah,” kata Yohanis, yang mengaku mengalami sakit gigi sejak awal perlombaan.
Sebelumnya, Abdul Aziz Dermawan memutuskan berhenti pada Kamis dini hari pukul 00.04 Wita di sekitar KM 52. Aziz berhenti setelah mengalami gangguan pencernaan. Sementara Syafrudin yang sejak start langsung melesat dan selalu menempati posisi terdepan, menyerah di KM 80 pada Kamis sekitar 06.23 Wita karena cedera otot. Sesudah itu, Nukhasin menyusul DNF setelah pahanya kaku sehingga ia tak bisa berlari lagi di km 90 pada Kamis pukul 10.55 wita.
Pada kategori relay atau berpasangan, Lydia Sabarudin (39) asal Tangerang, Banten, juga dinyatakan DNF pada pukul 09.00 Wita di KM 65. Ia dinyatakan DNF karena tidak bisa memenuhi cut off time atau batas waktu mencapai check point (tempat pemeriksaan) kedua di KM 80. Berdasarkan aturan lomba, peserta paling lambat mencapai check point dua pada pukul 09.00 Wita.
Sepanjang Kamis pagi hingga siang, hujan turun di sejumlah wilayah Pulau Sumbawa yang dilewati para pelari. Meski begitu, sebagian besar pelari terus melanjutkan perjuangan mereka untuk berlari menaklukkan Sumbawa. Beberapa di antara mereka memakai jas hujan dan ada yang memakai payung sambil berlari.
Lari Lintas Sumbawa adalah bagian dari Festival Pesona Tambora yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pemerintah Kabupaten/Kota di NTB, serta harian Kompas.