Mencicipi ”Kenaikan Kelas” New Agya
Tiga tahun setengah sudah Toyota Agya menjadi salah satu mobil berkategori mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) yang dipasarkan di Indonesia, kini tepatnya 7 April 2017, sebuah perubahan signifikan dilakukan Toyota dengan menghadirkan New Agya. Siang bolong, sepekan sebelum peluncuran, sensasi city car ini sudah diuji Kompas di sudut kota Jakarta.
Melejit bersama New Agya tipe TRD (Toyota Racing Development) di jalan lurus dan sedikit bergelombang, serta melewati dua bundaran dengan injakan pedal gas penuh sempat terasakan kestabilannya. Selain responsif, getaran mobil ini terasa begitu minim dibandingkan generasi pertamanya.
Sedikit saya memberi tinjauan pada catatan perjalanan kehadiran Agya di Indonesia. Tak bisa dimungkiri, kehadiran Agya sebagai mobil kota dirancang oleh Daihatsu dengan platform dasar ”Daihatsu Mira e:s” dan ”Toyota Pixis Epoch” (Jepang) pada September 2011. Kemudian, muncul saudara kembar Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Karena tuntutan platform LCGC, kedua mobil ini dijadikan ”proyek” bersama untuk memenuhi kebutuhan pasar otomotif domestik.
Dalam 5,5 jam merasakan sensasinya, New Agya dengan perspektif entry hatchback ini terasa lebih bertenaga dan lincah. Sejak awal, saya menyebut adanya ”kenaikan kelas” dalam artian selama ini mobil ini dirancang dengan menggunakan mesin 1.200 cc dan berteknologi Dual VVT-i sehingga mampu menghasilkan tenaga 88 PS.
Generasi pertama Agya dirancang dengan mesin 1.000 cc yang berteknologi DOHC sehingga hanya menghasilkan tenaga 63,5 PS, tetapi dengan pengembangan teknologinya menjadi VVT-i, tipe E dan G (transmisi manual) bisa menghasilkan tenaga sebesar 67 PS. Sementara tipe G dengan mesin 1.200 cc (transmisi matik) ditingkatkan ”kelasnya” karena menggunakan teknologi Dual VVT-i.
Saat mengendarai dengan injakan pedal gas penuh, kemudian mengitari bundaran sebanyak dua kali, kestabilan bodi memang terasa optimal. Dengan transmisi matik, mobil ini menghasilkan empat percepatan. Tentu, sensasi yang dihasilkan bisa sangat berbeda dengan transmisi manual dengan lima percepatan.
Terik mentari, Kamis (29/3/2017), menemani uji kendaraan ini. Saya pun mencermati bodi eksterior yang kini mengalami perubahannya, antara lain kap mesin mendapat sentuhan lekukan yang berbeda dari generasi sebelumnya, lalu headlamp sudah diubah dengan lampu LED light guide. Desain radiator pun dipercantik dengan sentuhan grille.
Lampu utama pun tidak lagi bening tetapi agak keabu-abuan yang biasa disebut smoke projector headlamp. Ternyata, lampu utama yang mendapatkan sentuhan ini hanya ada di tipe TRD.
Ini terkesan sporty dan bikin makin bergaya. Apalagi, velg mobil mungil ini menggunakan ukuran 14 inchi dual tone alloy. Terlebih lagi, saat melihat bagian belakang mobil ini. Hanya dalam beberapa jam dicoba, debu kota Jakarta sudah menempel pada mobil terbaru ini.
Saya pun melihat aura sporty ini di bagian interior New Agya. Rupanya, ada perubahan signifikan yang dilakukan, karena kombinasi warna hitam dan darker silver paint yang memberikan kesan elegan dan lapang. Bentuk jok pengemudi dan penumpang depan ikut memperkuat kesan sporty karena bentuknya new semi bucket.
Ada lekukan sedikit pada kedua jok itu yang digunakan untuk menopang badan pengemudi dan penumpang di sebelahnya. Bagian penyangga kepala ternyata juga dirancang menyatu dengan jok. Tidak dibikin terpisah seperti penopang kepala di kursi bagian belakang.
Pandangan mata saya tertuju pada sistem audio yang disediakan. Kelengkapan steering switch dan 2 DIN audio dengan bluetooth untuk koneksi telepon bukan hanya memudahkan pengemudinya, tetapi juga bisa mengesankan aura modernnya.
Tak lengkap rasanya kalau tidak mencermati faktor keamanan mobil ini. Begitu menerima kunci mobil ini, satu hal yang sangat saya perhatikan, yakni teknologi immobilizer dan fitur alarmnya. Semua penumpang juga bisa merasa aman duduk di bagian belakang karena adanya tiga titik sabuk pengaman.
Berkendara dengan pengereman yang mumpuni, antara lain bisa didapatkan dari mobil tipe G dan TRD yang bermesin 1.200 cc karena sudah dilengkapi dengan ABS (Anti-Lock Breaking System). Tentunya, sistem pengereman ini dapat berfungsi untuk menghindari roda mengunci saat rem mendadak dilakukan pengemudi. Jadi, pengemudi masih diberikan ruang untuk bermanuver dalam berkendara. Sensor belakang juga ikut melengkapi mobil ini.
Mendung menggelayut di atas kota Jakarta sempat mewarnai suasana pengujian mobil ini. Namun, embusan angin yang begitu kuat membuat awan tebal pun terlihat bergeser menuju ke daerah timur Jakarta. ”Kenaikan kelas” Agya ini tampaknya bisa ikut menggeser pertarungan pasar otomotif di kelasnya. (*)