BANYUWANGI, KOMPAS – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Banyuwangi menargetkan pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah mencapai 25 persen hingga 30 persen per tahun. Usaha yang bergerak di sektor produksi menjadi prioritas pendampingan agar terus tumbuh.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Banyuwangi Alief Rachman Kartiono di sela-sela pameran UMKM dan Festival Banyuwangi Art Week di Taman Blambangan, Banyuwangi, Rabu (12/4). “Pertumbuhan UMKM di Banyuwangi sangat pesat. Di tahun 2010, jumlahnya sekitar 131.000 unit, sedangkan di tahun 2016 sudah sekitar 296.000 unit,” ujarnya.
Kendati pelaku UMKM tersebut tumbuh, pelaku baru tersebut masih didominasi kelompok usaha re-seller dan jasa, bukan produsen. Menurut Alief, jumlah UMKM kelompok produsen masih sekitar 40 persen.
Alief menilai, UMKM kelompok produsen tidak tumbuh karena belum ada pasar yang tumbuh. Menurut dia, kelompok usaha produsen bisa tumbuh bila ada pasar yang jelas dan transaksi yang berputar secara berkelanjutan.
“Salah satu tujuan UMKM ialah untuk merangsang daya kreatif warga. Kreativitas ini baru muncul kalau ada produksi. Saat ini kami terus berupaya untuk mengembangkan pasar agar para produsen tertarik untuk mengembangkan usahanya,” kata Alief.
Salah satu upaya mengembangkan pasar bagi produk UMKM ialah dengan membuka pasar daring. Di Banyuwangi, pasar daring tersebut diwujudkan melalui laman Banyuwangi-mall.com.
Selain mempersiapkan pasar, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga mengadakan sejumlah pelatihan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha. Setidaknya, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Banyuwangi mengadakan sekitar 90 pelatihan usaha setiap tahunnya.
Dalam setiap pelatihan, biasanya diikuti oleh 50 orang peserta. “Dari 50 peserta itu, mungkin hanya sekitar 3 hingga 5 peserta yang terus bertahan hingga mampu berwirausaha secara mandiri,” ujar Alief.
Salah satu pelaku UMKM yang masuk dalam kelompok produsen ialah Mohammad Dandy. Melalui label usaha Barakartika Tiger Artifisial miliknya, Dandy memproduksi aneka kerajinan satwa liar tiruan.
Dandy mengatakan, pelatihan usaha yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi sudah cukup banyak. Selain itu, bantuan kemudahan dan aneka fasilitas usaha juga sudah tersedia.
“Sayangnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kurang mampu mendorong lahirnya sarana untuk memasarkan produksi. Selama ini promosi yang dilakukan pemerintah daerah hanya sampai di tingkat provinsi,” ujarnya.
Dandy berharap ada upaya lebih untuk mempromosikan produksi UMKM Banyuwangi di tingkat nasional, bahkan hingga internasional. Sebab, potensi pasar di tingkat nasional dan internasional masih terbuka lebar.