PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah menjamin harga gula stabil hingga Idul Fitri karena pasokan komoditas itu aman hingga tiga bulan mendatang. Pemerintah akan membentuk tim pengawas untuk memantau pergerakan harga pasar pada periode itu.
Hal ini disampaikan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina saat berkunjung ke Palembang, Rabu (12/4/2017). Dia hadir di Palembang untuk memantau harga sejumlah komoditas di dua pasar di Palembang dan melihat pasokan beras dan gula di gudang Bulog dan gudang Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Srie mengatakan, berdasarkan pantauannya saat ini harga gula di Palembang stabil, yakni di kisaran Rp 12.500-Rp 13.500 per kg. “Pemerintah berupaya agar harga gula di pasar tidak jauh dari harga yang harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan yakni Rp 12.500," ujarnya.
Dengan ditentukannya HET, keuntungan di tingkat pedagang bisa diatur. "Kami tidak memotong rantai, tetapi mengatur rantai pasok agar keuntungan di pedagang dapat lebih efisien," katanya.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 16.000 per kilogram, harga gula saat ini lebih rendah. Waktu itu, jumlah pasokan tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. "Masa giling tebu pun terlambat sekitar satu bulan dari yang seharusnya," ujar Srie. Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Bulog, dan PT PPI yang menjadi penyalur gula agar jangan sampai keterbatasan pasokan menjadi alasan untuk meningkatkan harga.
Kepala Bulog Divisi Regional Sumsel Babel Bakhtiar mengatakan, ketersediaan gula dan beras memadai. Saat ini, persediaan beras di Sumsel mencapai 50.000 ton, cukup untuk memunuhi kebutuhan selama lima bulan. Persediaan gula mencapai 3.000 ton, sedangkan kebutuhan gula 1.000 ton per bulan. "Apabila diperlukan, jumlah pasokan tersebut dapat ditambah," ujarnya.
Harga gula di Bulog saat ini Rp 11.700 per kg. Dengan HET Rp 12.500 per kg, pedagang mendapat keuntungan sekitar Rp 800 per kg. "Pedagang tidak perlu khawatir akan jumlah pasokan karena kami telah bekerja sama dengan PTPN VII, PTPN X, dan PTPN XI untuk memenuhi kebutuhan gula di Sumsel," ujar Bakhtiar.
Selain ke pedagang di pasar, Bulog juga menyalurkan gula ke 700 Rumah Pangan Kita (RPK), rumah pangan kemitraan Bulog dengan masyarakat, di Sumsel. Ttujuannya untuk memperluas wilayah cakupan. "Saat harga gula di RPK stabil, pedagang lain pasti akan mengikuti," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Agus Yudiantoro mengatakan, Pemerintah Pronvinsi Sumsel telah membentuk tim pengawas untuk memantau pergerakan harga pasar. Pengawasan akan dilakukan memasuki bulan puasa dan jelang Idul Fitri. Sejumlah komoditas yang menjadi perhatian adalah produk hortikultura, beras, dan daging.