AMBON, KOMPAS – PT PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara menjamin pasokan listrik di Pulau Ambon, Maluku, tercukupi. Tidak akan ada lagi pemadaman listrik dengan alasan krisis daya seperti yang terjadi pada waktu-waktu sebelumnya. Hal itu menyusul mulai beroperasinya kapal pembangkit listrik dengan kapasitas 60 megawatt.
Demikian disampaikan Deputi Manajer Hukum dan Hubungan Masyarakat PT PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara Eduard Peea di Ambon, Rabu (12/4). “Pemadaman listrik bisa saja terjadi kalau ada gangguan, seperti pohon tumbang yang mengenai jaringan dan menyebabkan tiang patah. Penanganan maksimal sampai 2 jam,” katanya.
Menurut Eduard, dari 60 megawatt (MW) kapasitas yang tersedia di kapal, baru 54 MW yang dialirkan dari kapal ke jaringan utama sistem kelistrikan Ambon. Pasokan akan mencapai kapasitas penuh 60 MW pada Mei. Pengoperasian secara komersial kapal pembangkit itu dilakukan secara bertahap sejak 2 April.
Saat pengoperasian berjalan penuh, cadangan daya listrik di Ambon diperkirakan mencapai 68 MW. Sebelum ditambah pasokan dari kapal, daya listrik yang tersedia hanya 62 MW dengan beban puncak 54 MW. Kondisi itu rawan menyebabkan pemadaman bergilir seperti pada Selasa (11/4).
Kapal pembangkit itu didatangkan dari Turki dan tiba di Ambon pada 15 Maret lalu. Kapal berlabuh di dekat lokasi proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 15 MW yang mangkrak sejak tiga tahun lalu. Kapal itu dikontrak selama lima tahun.
PLN sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Tulehu yang berada sekitar 5 kilometer dari tempat berlabuhnya kapal itu. Pembangunan pembangkit itu kini dalam tahap pengeboran dan diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2020.
Kini, jumlah pelanggan PLN di Ambon melampaui 100.000 pelanggan dengan tingkat pertumbuhan sekitar 10 persen setiap tahun. Pelanggan di Pulau Ambon tersebar di Kota Ambon dan tiga kecamatan yang masuk Kabupaten Maluku tengah, yakni Salahutu, Leihitu, dan Leihitu Barat.
Secara terpisah, Kepala Bagian Humas Pemerintah Provinsi Maluku Bobby Palapia mengatakan, bertambahnya pasokan listrik di Pulau Ambon sudah bisa dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi. Salah satu yang berpeluang besar adalah industri jasa pariwisata dan perikanan.
Selama ini, salah satu hambatan investasi di Maluku adalah krisis listrik. “Begitu juga usaha kecil dan ekonomi kreatif. Masyarakat harus memanfaatkan peluang ini,” kata Bobby.