JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat diminta tidak perlu paranoid dan memperlihatkan rasa takut yang berlebihan pasca-letusan kecil di halaman Gereja Santo Yusuf, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Kamis (13/4) petang.
”Percayakan pada otoritas pemerintah untuk menyelidiki dan melakukan investigasi. Kalau masyarakat ketakutan, justru teroris menang. Waspada menjadi penting, tetapi tidak perlu takut berlebihan,” kata Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen (Pol) Hamidin kepada Kompas, Kamis malam.
Informasi dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah menyebutkan, terjadi letusan petasan di halaman pintu masuk Gereja Santo Yusuf atau dikenal dengan nama Gereja Jago di Jalan Soegiyopranoto, Kaliputih, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Kamis sekitar pukul 14.00.
Pegawai Gereja Jago Ambarawa, ES (47), kepada polisi mengungkapkan, dirinya melihat seorang lelaki berada di halaman gereja. Saat ditegur, lelaki itu kabur. Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara letusan petasan. ES kemudian melaporkan peristiwa ini kepada petugas patroli Sabhara Polres Semarang yang sedang bertugas di sekitar gereja itu. Polisi mengejar tersangka dan menangkapnya, lalu membawanya ke Polsek Ambarawa.
Lelaki itu diketahui sebagai MF (37), warga Bergas, Kabupaten Semarang, sehari-hari pengangguran. Polisi menyita lima botol Kratingdaeng (dua di antaranya sudah pecah), 16 petasan kembang api, sepasang sandal kulit warna hitam, satu topi, satu serbet makan dan satu handuk kecil, serta satu korek api warna hijau. Belum diketahui motif pelaku. Polisi masih melakukan penyidikan.
Polisi mengimbau umat Nasrani yang merayakan Tri Hari Suci pada Pekan Suci ini untuk tidak membawa tas ataupun ransel. Polisi bersama panitia gereja berjaga-jaga mengamankan lingkungan gereja.