CILEGON, KOMPAS — Sebanyak 25 mahasiswa berunjuk rasa memperingati perjuangan pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini. Mereka yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Cilegon atau IMC itu mempersoalkan masih minimnya jumlah perempuan dalam lembaga legislatif dan eksekutif.
Koordinator Pemberdaya Aparatur Organisasi IMC Isnayanti Amalia di sela-sela unjuk rasa di Cilegon, Banten, Kamis (20/4), mengatakan, minimnya jumlah perempuan yang menjadi anggota DPR, DPD, DPRD, serta kepala daerah dapat dianggap sebagai diskriminasi jender.
Perempuan dinilai tidak diberi kesempatan yang sama untuk dicalonkan sebagai anggota lembaga legislatif dan eksekutif. Sebagai contoh, jumlah anggota DPR periode 2014-2019 sebanyak 560 orang dengan jumlah anggota perempuan hanya 97 orang.
“Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa perempuan juga mampu menjadi anggota DPR, gubernur, bupati, atau wali kota,” ujarnya. Dorongan itu sejalan dengan cita-cita Kartini yang menginginkan perempuan memiliki kesetaraan dengan laki-laki.
“Perempuan harus menjadi insan cerdas tanpa diskriminasi di lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif. Masih ada saja kalangan tertentu yang menganggap perempuan itu lemah,” katanya.
Unjuk rasa diawali dengan berkumpulnya mahasiswa di Sekretariat IMC, Jalan Ramanuju Baru, Cilegon. Mereka kemudian berjalan kaki sekitar 600 meter ke Simpang Tiga Cilegon untuk mengadakan aksi yang dimulai pukul 16.00. Perempuan yang berunjuk rasa terlihat mengenakan kebaya.
Mereka membentangkan spanduk, membawa bendera, menyanyikan, berorasi, dan membaca puisi. Selain itu, pengunjuk rasa juga membagikan selebaran dan bunga kepada pengemudi kendaraan bermotor. Aksi itu berakhir sekitar pukul 17.30 dengan kembalinya mahasiswa ke Sekretariat IMC.
Isnayanti mengatakan, selain persoalan jumlah perempuan dalam lembaga legislatif dan eksekutif, IMC menuntut solusi terhadap pelecehan seksual. “Kekerasan terhadap perempuan juga kerap terjadi. Harus ada sikap yang adil terhadap perempuan,” katanya.
Menurut Sekretaris IMC Edi Maryadi, pihaknya menyerukan kepada masyarakat khususnya perempuan di Cilegon untuk selalu mengingat perjuangan Kartini. Kartini, kata Edi, menginginkan perempuan untuk lebih cakap, cerdas, dan berperan aktif dalam pembangunan.
“Sudah sepantasnya kita memanfaatkan dan menghargai perjuangan Kartini dengan menjunjung tinggi hak-hak perempuan,” ujarnya. Edi mengatakan, perempuan juga harus terus memberikan inspirasi bagi banyak orang serta mengembangkan dirinya.