Champs-Elysees Ditutup, Polisi Paris Tewas Ditembak
Oleh
R. ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
PARIS, KAMIS — Seorang lelaki bersenjata menembak polisi Perancis di Champs-Elysees yang dikenal sebagai bulevar Paris, menewaskan satu orang dan melukai dua orang lainnya, Kamis (20/4/2017) waktu setempat atau Jumat (21/4/2017) dini hari WIB. Lelaki bersenjata itu akhirnya tewas tertembak. Insiden ini terjadi tiga hari menjelang pemilihan umum presiden Perancis.
Kementerian Dalam Negeri Perancis, seperti dikutip The Washington Post, membenarkan insiden penembakan, yang menyebabkan dua polisi mengalami luka serius. Pasukan keamanan akhirnya menembak mati penyerang tersebut.
Awalnya, lelaki bersenjata melepaskan tembakan ke arah mobil polisi. Juru bicara kepolisian Paris, Johanna Primevert, mengatakan, lelaki bersenjata itu menembak polisi yang bertugas menjaga di dekat stasiun kereta bawah tanah (metro) Franklin Roosevelt, Kamis (20/4) malam waktu Paris, di kawasan wisata Champs-Elysees yang dipenuhi wisatawan, lapor kantor berita Associated Press.
Kantor berita Reuters menyebutkan, polisi kedua tewas akibat luka-lukanya.
Belum ada indikasi motif serangan dan belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, polisi Perancis membuka investigasi terorisme dalam kasus ini. Insiden itu terjadi tiga hari menjelang putaran pertama pemilihan umum presiden Perancis.
Perancis didera aksi kekerasan terorisme dalam dua tahun terakhir ini, yang menewaskan sedikitnya 230 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Insiden penembakan di Champs-Elysees, bulevar paling terkenal di Paris, yang selalu dipadati wisatawan dan komuter, terjadi dua hari setelah aparat keamanan menangkap dua lelaki di Marseille, kota di selatan Paris, yang diduga merencanakan serangan mematikan. Polisi menemukan bendera Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) serta 3 kilogram bahan peledak di salah satu rumah pelaku.
NIIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan sebelumnya di Perancis, termasuk serangan Paris pada November 2015 yang menewaskan 130 orang dan melukai lebih dari 360 orang.