Pence Tepis Keraguan Dukungan AS terhadap ASEAN
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menegaskan dukungan Presiden Donald Trump terhadap kerja sama negara-negara di Asia Tenggara, ASEAN. Bahkan, Washington ingin terus memperkuat dan memperkokoh kerja sama antara AS dan ASEAN, terutama pada bidang diplomatik, ekonomi, dan keamanan.
Mengambil momentum perayaan 50 tahun ASEAN dan 40 tahun kerja sama diplomatik AS-ASEAN, Pence menegaskan sikap Washington yang menempatkan kerja sama dengan asosiasi itu sebagai kerja sama strategis.
"Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, AS akan mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kerja sama AS- ASEAN," ujar Pence seusai pertemuan dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh dan perwakilan tetap negara-negara anggota ASEAN, di Jakarta, Kamis (20/4).
Pence menambahkan, Presiden Trump dijadwalkan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-ASEAN, KTT AS-Asia Timur, serta Pertemuan Pemimpin APEC yang digelar secara terpisah di Vietnam dan Filipina, November 2017. Trump antusias menghadiri pertemuan-pertemuan penting itu.
"Hal itu merupakan bagian dari perhatian Presiden Trump kepada relasi ataupun kerja sama strategis AS-ASEAN. Saya berharap, kita terus memperkuat bangunan kerja sama dan mempererat kerja sama ekonomi serta keamanan regional," ujar Pence.
AS dan ASEAN juga akan terus memperkuat kerja sama guna memerangi terorisme, di antaranya dengan berbagi informasi. Pence tak ketinggalan menyoroti peran penting ASEAN dalam membangun stabilitas dan keamanan kawasan Laut China Selatan.
Menanggapi hal itu, Wakil Tetap Indonesia untuk ASEAN Rahmat Pramono mengatakan, pernyataan Pence menepis keraguan yang muncul pada awal pemerintah Trump. "Sempat ada keraguan dan rumor bahwa AS tak akan melihat kita. Faktanya, ia memberikan komitmen itu, memberikan perhatian kepada ASEAN. Salah satu bentuknya adalah Wapres Pence memastikan Presiden Trump akan hadir dalam pertemuan pada November," paparnya.
Ia menambahkan, selain kerja sama AS-ASEAN, isu Laut China Selatan dan Korea Utara menjadi bahan pembicaraan antara Pence dan anggota perwakilan tetap ASEAN.
Washington, lanjut Rahmat, cukup senang dengan langkah Beijing atas Pyongyang. Pendekatan yang dilakukan Washington membuat Beijing mengambil langkah atas Pyongyang.
Wapres Pence juga mengharapkan penyusunan tata perilaku (COC) terkait Laut China Selatan segera dituntaskan. Ia menilai COC akan membantu dalam membangun stabilitas dan keamanan kawasan.
Kebijakan America First
Dalam pertemuan bilateral antara Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Pence, Kamis kemarin, kebijakan mendahulukan AS, atau America First, menjadi topik bahasan yang hangat. "Tentu kami ingin memahami dulu yang mereka maksud dengan America First seperti apa," kata Kalla kepada media seusai pertemuan dengan Pence.
Dengan mengetahui maksud America First, Pemerintah Indonesia dapat menentukan arah relasi yang dibangun dengan AS.
Pertemuan bilateral juga membahas peningkatan hubungan perdagangan dan investasi AS dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia. Pence menjelaskan, saat ini AS akan lebih fokus meningkatkan hubungan bilateral, bukan multilateral. Selain itu, AS menekankan untuk menjalin hubungan yang seimbang, yang sama-sama menguntungkan dengan negara lain.
Dalam pertemuan itu, tak lupa Kalla menjelaskan kepada Pence bahwa Indonesia tak melakukan kecurangan dalam perdagangan. Penjelasan itu disampaikan karena Pemerintah AS pernah menuding Indonesia melakukan kecurangan sehingga perdagangan Indonesia terhadap AS mengalami surplus.
Dalam pertemuan selama sekitar 45 menit itu, Wapres didampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menko Perekonomian Darmin Nasution. Hadir pula Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong.
Pence tiba di Istana Wapres pukul 11.50. Sebelumnya, ia menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.
Saling menguntungkan
Dalam pertemuan dengan Jokowi, Pemerintah Indonesia dan AS berkomitmen meningkatkan hubungan dagang dan investasi. Menurut Pence, penguatan kerja sama kedua negara dilakukan demi kepentingan AS, Indonesia, dan masyarakat Asia Tenggara. Hal ini dapat diwujudkan dalam kerja sama yang saling menguntungkan.
Sejalan dengan Presiden Trump, AS ingin membangun hubungan dagang dan investasi dua negara yang bebas dan adil. "Secara terbuka, kami berdua (Pence dan Presiden Jokowi) menginginkan agar pembicaraan ini dilanjutkan lagi," kata Pence saat memberi pernyataan bersama di Jakarta. (NTA/NDY/JOS)