logo Kompas.id
Utama"El Pupas" Kembali Hantui...
Iklan

"El Pupas" Kembali Hantui Derbi Madrid

Oleh
· 4 menit baca

NYON, JUMAT — Bagi Atletico Madrid, klub tetangganya, yaitu Real Madrid, ibarat "hantu" yang sulit disingkirkan. Tiga kali beruntun dalam tiga musim terakhir "El Real" memaksa Atletico berduka di pentas Eropa. Tak ayal, aroma dendam bakal kental terasa di pertemuan kedua tim itu di semifinal Liga Champions.Takdir kembali mempertemukan kedua klub kota Madrid itu di Liga Champions, berdasarkan undian babak semifinal di Nyon, Swiss, Jumat (21/4) sore. Adapun undian semifinal lainnya mempertemukan juara Italia, Juventus, dengan pemuncak Liga Perancis saat ini, AS Monako.Undian semifinal Liga Champions itu seolah membuka kembali "luka" Atletico yang belum pulih oleh waktu. Sebelas bulan lalu, di Milan, Atletico begitu dekat dengan trofi Liga Champions pertamanya. Namun, mimpi itu "dikubur" rival abadinya, El Real, lewat adu penalti. Hasil laga itu mengulang pertemuan kedua tim di final 2014. Sempat unggul 1-0 di sepanjang laga, mimpi Atletico hangus oleh gol Sergio Ramos yang menyamakan kedudukan 1-1 di menit ke-90+3. Atletico lantas tenggelam dalam "karisma" Real di babak perpanjangan waktu. Atletico hanya bisa menangis ketika para penggawa Real tertawa riang merayakan la decima, gelar juara ke-10, Liga Champions. Luka Atletico semakin perih ketika Real lagi-lagi mengungguli mereka di perempat final musim 2014-2015. Kekalahan itu seolah menegaskan mitos el pupas (si terkutuk) di tubuh Atletico. Selama puluhan tahun, Atletico hidup dalam bayang-bayang kemegahan El Real.Suporter Real meyakini, Atletico, yang dipandang sebagai tim kelas kedua di Madrid, selamanya tidak akan melewati prestasi tim mereka."Bagi saya, itu (kekalahan beruntun Atletico dari Real di Liga Champions) ibarat kematian. Saya perlu berduka," kata Pelatih Atletico Diego Simeone, Mei 2016.Ketika itu, Simeone nyaris menyerah untuk mengangkat martabat "Los Rojiblancos", julukan Atletico, di kota Madrid. Paham cholisme alias kerja keras, yang ditanamkannya di Atletico, hanya berhasil mematahkan supremasi Real, juga Barcelona, di Liga Spanyol, bukan di Liga Champions. Namun, Simeone menunda keputusannya meninggalkan Atletico. Ia ingin meninggalkan warisan berharga, yaitu mematahkan mitos el pupas,demi ribuan fans Atletico yang militan. "Setiap kali kita ingin menangis, lihat ke tribune (penonton). Karena merekalah kita ada di sini," ucapnya membakar motivasi tim. Antoine Griezmann, mesin gol andalan Atletico, berambisi membayar kepercayaan fans setia mereka dengan kemenangan atas El Real. Menyingkirkan Real di Liga Champions akan menjadi hadiah perpisahan istimewa untuk Stadion Vicente Calderon.Stadion yang telah setengah abad menjadi saksi suka-duka Atletico itu akan dihancurkan akhir musim ini. "Semoga kami mampu memberikan perpisahan yang laik. Dua kali kami kalah di final. Kami paham apa yang harus dilakukan, yaitu banyak kerja keras," ujar Griezmann kemudian.Di pihak lain, Real juga berupaya keras mengakhiri mitos di Liga Champions. Sejak 1992 atau era baru Liga Champions, belum ada juara bertahan yang mampu mempertahankan gelar.Untuk itu, Direktur Real Madrid Emilio Butragueno meminta timnya tidak gegabah meski tengah dalam kondisi tajam. Real, bersama Juventus, belum terkalahkan di Liga Champions musim ini. Real bahkan tercatat sebagai tim terproduktif di kompetisi ini dengan torehan 28 gol."Kami (Real dan Atletico) sangat mengenal satu sama lainnya. Setiap detail kecil akan menentukan hasil akhir laga ini. Untuk itu, kami harus waspada. Atletico punya pertahanan baik dan pemain berkualitas yang tahu bagaimana caranya memanfaatkan kesalahan," ujar Emilio.Monako juga mengusung tema balas dendam atas Juventus. Monako belum bisa melupakan kekalahan dari Juve di perempat final 2015. "Aroma dendam jelas terasa. Kami lebih baik dari dua tahun lalu. Itu tidak diragukan," kata Wakil Presiden AS Monako Vadim Vasilyev.Berbeda dengan tiga tim lainnya, Monako bakal tampil lepas, tanpa tekanan. Itu justru menjadi senjata menakutkan tim yang banyak dihuni barisan pemain muda bertalenta itu. Di babak perempat final, mereka dua kali menaklukkan Borussia Dortmund, tim yang lebih berpengalaman."Peluang kami lolos (ke final) 50-50. Mereka punya barisan pemain muda yang tidak ada beban, tanpa rasa takut. Itu aset, kekuatan mereka," ujar Wakil Presiden Juventus Pavel Nedved.Di sisi lain, Juve punya kesolidan dan kematangan. Saat melawan Barca di perempat final, Juve tampil solid dan tak kebobolan gol. (AFP/Reuters/JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000