JAKARTA, KOMPAS — Sepanjang triwulan I-2017, PT Indika Energy Tbk berhasil membukukan pendapatan sebesar 222,5 juta dollar AS atau meningkat lebih dari 14 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Faktor utama meningkatnya pendapatan berasal dari pendapatan PT Petrosea Tbk, anak usaha Indika Energy di sektor jasa energi yang meningkat 39 persen, serta nilai bisnis perdagangan batubara yang meningkat akibat naiknya harga jual.
Sementara itu, laba kotor triwulan I-2017 meningkat 35 persen menjadi 28,3 juta dollar AS dibanding triwulan I-2016. Laba usaha juga meningkat menjadi 8,5 juta dollar AS dibanding rugi usaha sebesar 6,4 juta dollar AS pada triwulan I-2016. Salah satu faktor penting yang menyebabkan peningkatan laba adalah turunnya beban umum dan administrasi triwulan I-2017 sekitar 28 persen menjadi 19,7 juta dollar AS.
”Pengurangan biaya dan efisiensi organisasi yang signifikan telah kami lakukan sejak dua tahun lalu. Perolehan laba kotor dan laba usaha menjadi indikator nyata dari upaya bisnis kami,” ujar Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, seperti dalam siaran pers, Kamis (27/4).
PT Indika Energy Tbk adalah perusahaan energi terpadu Indonesia melalui investasi strategis di sektor produksi batubara (PT Kideco Jaya Agung, PT Santan Batubara, PT Multi Tambangjaya Utama, PT Mitra Energi Agung), perdagangan batubara (Indika Capital Investment Pte Ltd), jasa rekayasa dan konstruksi minyak dan gas bumi (PT Tripatra Engineers & Constructors, PT Tripatra Engineering).
Indika Energy juga bergerak di sektor jasa rekayasa kontraktor pertambangan (PT Petrosea Tbk), dan infrastruktur energi yang meliputi transportasi, pelabuhan, dan logistik laut untuk barang curah dan sumber daya alam (PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk, PT Sea Bridge Shipping, PT Cotrans Asia, PT Indika Logistic & Support Services, PT Kuala Pelabuhan Indonesia); pembangkit listrik tenaga uap batubara (PT Cirebon Electric Power, PT Prasarana Energi Cirebon).