Benang Mahal Berperan Hambat Minat Pelestarian Songket
Oleh
Ayu Sulistyowati
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Potensi kerajinan songket khas Bali cenderung meredup dibandingkan dengan kerajinan ikat endek di Pulau Bali. Jumlah perajin yang konsisten mencintai dan menenun songket dengan sepenuh hati semakin langka. Sesepuh dan sejumlah kolektor yang memahami perkembangan songket kesulitan melakukan regenerasi. Anak muda cenderung malas menenun karena hal itu dianggap membosankan.
Selain itu, harga bahan baku, terutama benang emas dan perak sebagai benang khas yang membentuk motif Bali, juga mahal dan langka karena harus impor. Perajin kekurangan modal untuk membuat songket berkualitas dengan nilai seni tinggi.
"Satu kotak benang emas atau perak dibandrol Rp 500.000. Dua meter kain songket bisa membutuhkan lebih dari 10 kotak benang emas atau perak itu. Jadi, ya, silakan dihitung sendiri berapa modal yang harus disiapkan untuk selembar kain songket," kata budayawan dari Puri Denpasar, AA Ngurah Mayun Konta Tenaya, Jumat (28/4).
Persoalan ini pun, menurut dia, dapat memicu frustrasi perajin untuk berusaha secara total menjaga tradisi. Apalagi, songket khas Bali yang berkelas merupakan songket yang dikerjakan dengan hati, motifnya bagus dan detail, dan pengerjaanya pun bisa berbulan-bulan.
Terkait persoalan upah, kata Ngurah Tenaya, harga satu lembar kain songket dengan motif tidak penuh dengan bahan benang sutra serta emas/perak itu bisa mencapai Rp 5 juta per kain. Namun, pasar pesanannya itu jelas siapa pemesan/pembelinya. Perajin malas jika tak ada pasar atau pemesannya untuk membuat begitu saja sekarang ini.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana berjanji mencarikan solusi bagi persoalan bahan baku songket. Ia berharap bisa membantu mengurai benang kusut permasalahan soal bahan baku.
"Bank Indonesia berupaya membantu mencari akar masalah dan mari duduk bersama dengan pihak yang berkepentingan, seperti ekspor impornya siapa yang bertanggung jawab soal bahan baku ini," kata Iman. Iman menegaskan, pihaknya berkomitmen melestarikan budaya lokal. Ini terkait memberdayakan ekonomi lokal seperti songket ini.