logo Kompas.id
UtamaAncam Petugas, Julio Tewas...
Iklan

Ancam Petugas, Julio Tewas Ditembak

Oleh
· 2 menit baca

PALANGKARAYA, KOMPAS — Julio Guterres (40), buruh penyadap karet di Desa Bentot, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, tewas ditembak anggota Kepolisian Sektor Patangkep Tutui karena mengancam dan menyerang petugas kepolisian. Julio ditembak empat kali di tubuhnya hingga tewas kehabisan darah."Sudah sesuai prosedur yang ada. Kami lakukan tembakan karena sebelumnya sudah melalui beberapa peringatan. Ia sering meresahkan masyarakat sekitar," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Ajun Komisaris Besar Pambudi Rahayu di Palangkaraya, Jumat (28/4).Penembakan bermula saat Rianto Ukan (53) datang ke rumah Julio karena hari itu ia tidak pergi menyadap karet. Namun, Julio malah menanyakan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) miliknya kepada Rianto. Karena dijawab tidak tahu, Julio tidak puas. Julio lalu memukul Rianto beberapa kali. Dia juga mengambil sebilah parang dan mengancam akan membunuh Rianto.Kepala Kepolisian Resor Barito Timur Ajun Komisaris Besar Raden Petit Wijaya menambahkan, saat anggotanya ke lokasi, Julio masih berada di dalam kamar dan memegang parang. Saat hendak diamankan, Julio justru melompat ke arah Kepala Polsek Patangkep Tutui Ajun Komisaris Mahmud untuk menyerang. Saat itulah polisi menembak Julio."Sebelum mendekati pelaku untuk bernegosiasi, kami sudah tiga kali memberikan tembakan peringatan ke udara. Saat didekati justru melawan, makanya dilumpuhkan," kata Petit.Petit mengungkapkan, upaya yang dilakukan anggotanya sejak awal sudah sesuai prosedur standar operasi (SOP). Hal tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.Kewenangan diskresiDi Palembang, Sumatera Selatan, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengemukakan, kasus salah tembak di Bengkulu dan Lubuk Linggau disebabkan kurangnya kemampuan anggota polisi dalam menggunakan kewenangan diskresinya. Karena itu, Polri akan menambah materi kewenangan diskresi dalam sistem pendidikan kepolisian agar kasus tersebut tidak terulang kembali.Tito menyampaikan hal itu seusai memimpin apel persiapan penanganan kebakaran hutan dan lahan, Jumat (28/4). Ketua Ombudsman RI Amzulian Rifai mengatakan, kasus penembakan yang tepat sasaran tentu tidak dipermasalahkan oleh masyarakat. Namun, dalam sejumlah kasus, masyarakat tidak bisa menerimanya karena langkah polisi tidak tepat. (ido/ram)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000