logo Kompas.id
UtamaASEAN Khawatirkan Ketegangan...
Iklan

ASEAN Khawatirkan Ketegangan di Korea

Oleh
· 4 menit baca

MANILA, KOMPAS — Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) khawatir ketidakstabilan kondisi terkini di Semenanjung Korea dapat berdampak serius terhadap kawasan dan kawasan yang lebih besar, termasuk Asia Tenggara. Di tengah keprihatinan mendalam atas peningkatan ketegangan dan eskalasi di kawasan itu, ASEAN mendesak Korea Utara agar memenuhi kewajiban-kewajiban sesuai Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional. ASEAN ingin perdamaian dan keamanan internasional terjaga.Wartawan Kompas, Benny Dwi Koestanto, dari Manila, Filipina, melaporkan, hal itu termuat dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan para menteri luar negeri (menlu) ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-30 ASEAN tingkat menlu di Manila, Filipina, Jumat (28/4). Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, pembicaraan tentang kondisi terkini Semenanjung Korea merupakan satu dari enam hal sesuai dengan agenda pertemuan itu. Hal lain yang dibicarakan, antara lain, soal sikap ASEAN terkait sengketa dan perkembangan Laut China Selatan (LCS) dan rencana pertemuan para menlu ASEAN dengan Menlu Amerika Serikat Rex Tillerson yang dijadwalkan di Washington DC, AS, 4 Mei."Kami (para menlu ASEAN) sepakat mengeluarkan pernyataan bersama yang bersifat terpisah karena situasinya memang mengkhawatirkan. Semenanjung Korea secara geografis relatif tidak jauh dari Asia Tenggara. Kalau terjadi sesuatu, dampaknya akan terasa di Asia Tenggara," kata Retno.Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat, terutama sepekan terakhir. Dengan maksud menekan Korut agar tak menggelar uji coba nuklir dan rudal, AS mengirim armada kapal induk dan kapal selam ke kawasan itu. Pekan ini, Korut unjuk kekuatan militer dengan menembakkan lebih dari 300 artileri kaliber besar dan torpedo kapal selam. Korea Selatan juga menggelar latihan militer bersama AS. Selain itu, mereka juga mempercepat sistem pertahanan anti rudal cangggih (terminal high altitude area defense/THAAD)milik AS yang membuat China marah. Dalam pernyataan para menlu ASEAN, salah satu hal yang menjadi dasar keprihatinan ASEAN atas kondisi Semenanjung Korea adalah dua tes nuklir yang dilakukan Korut tahun 2016 dan peluncuran rudal balistik. ASEAN mendorong Korut dan semua pihak menahan diri agar situasi di kawasan lebih tenang dan tak melakukan aksi-aksi yang justru memperpanas situasi.Para menlu ASEAN juga menyatakan dukungan atas upaya ASEAN menghentikan aksi uji coba senjata nuklir di Semenanjung Korea. Terkait hal itu, ASEAN mendorong digelarnya dialog untuk menurunkan ketegangan sekaligus menciptakan situasi kondusif demi terciptanya perdamaian dan stabilitas.Rabu lalu, melalui surat kepada Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh, Menlu Korut Ri Yong Ho meminta kepada ASEAN agar krisis Semenanjung Korea dibahas di KTT ASEAN. Ia juga meminta ASEAN membantu menjaga keamanan dan perdamaian di Semenanjung Korea.Mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, kantor berita Associated Press melaporkan, Korut mengirim duta besarnya di Thailand datang ke Manila "untuk mengupayakan agar Korea Utara tidak dalam posisi ditekan" di KTT ASEAN.Isu sengketa LCSIsu lain dalam pertemuan para menlu ASEAN kemarin adalah sengketa LCS. Menlu Retno mengungkapkan, pembicaraan dan dialog tentang LCS dilakukan dalam kerangka upaya Indonesia dan ASEAN menyiapkan kode tata berperilaku (COC) tentang LCS. Ia optimistis draf yang disusun di Bali sejak awal tahun ini akan berlanjut pada pembicaraan dengan China pada bulan mendatang. Kerangka COC akan diselesaikan awal paruh kedua tahun ini. COC menjadi semacam tata aturan dalam mengelola masalah-masalah di LCS."Kita juga mengucapkan apresiasi atas sikap China terkait hal itu. Saya optimistis Agustus tahun ini kerangka COC itu akan disetujui," kata Retno. Perihal rencana pertemuan para menlu ASEAN dengan Menlu AS Rex Tillerson, Retno mengatakan, dirinya memberikan informasi soal kunjungan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Indonesia, beberapa waktu lalu. Dalam pandangan ASEAN, AS tetap berkomitmen terhadap kawasan Asia Tenggara. Kebijakan AS yang berbeda di bawah kendali Presiden Donald Trump, kata Retno, memerlukan diskusi terbuka antarpihak. Dalam pertemuan dengan Tillerson nanti, para menlu ASEAN berharap, hubungan ASEAN dan AS saling menguntungkan.Agenda KTT ASEAN, Sabtu ini, adalah pertemuan tingkat kepala negara, yang akan dipimpin Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000