logo Kompas.id
UtamaSetiap Usaha Menyerap 2-4...
Iklan

Setiap Usaha Menyerap 2-4 Tenaga Kerja

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 1,2 juta usaha baru di bidang industri pengolahan tumbuh selama 2006-2016. Namun, penyerapan tenaga kerjanya hanya 4 juta orang. Artinya, setiap usaha menyerap 2-4 tenaga kerja. "Wajar penyerapannya seperti itu. Sebab, sekitar 99,03 persen industri pengolahan adalah usaha mikro kecil. Sementara usaha menengah besar hanya 0,97 persen," kata Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono di Jakarta, Jumat (28/4). Jumlah tenaga kerja industri pengolahan level usaha mikro kecil rata-rata dua orang per usaha. Sementara untuk usaha menengah besar rata-rata 157 orang per usaha. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 yang dilakukan BPS, industri pengolahan pada 2016 berjumlah 4,42 juta usaha dengan tenaga kerja 15,99 juta orang.Direktur Institute for Development of Economic and Finance Enny Sri Hartati menyatakan, pertumbuhan industri pengolahan belum cukup kuat. Maka, penyerapan tenaga kerjanya pun tidak signifikan. Karena itu, lanjut Enny, industri pengolahan harus segera diperbaiki. Jika tidak, Indonesia akan masuk ke jebakan negara berpendapatan menengah. Sebab, pertumbuhan konsumsi tidak mampu dipenuhi pasokan dalam negeri. Bonus demografi yang dimiliki akan sia-sia karena tidak terserap lapangan kerja. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro menyatakan, Rencana Kerja Pemerintah 2018 memprioritaskan penguatan industri pengolahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja. "Kita ingin mendorong porsi industri pengolahan yang seharusnya dekat ke 20 persen dari produk domestik bruto. Sekarang baru berkisar 15-16 persen," kata Bambang. Peran industri pengolahan terhadap produk domestik bruto dalam satu dekade terakhir surut. Sebab, kata Bambang, Indonesia terlalu mudah membiarkan produk impor masuk membanjiri pasar domestik. Hal tersebut terutama merujuk pada produk asal China yang lebih kompetitif dibandingkan dengan produk domestik. Karena itu, ujar Bambang, pemerintah mendorong investasi industri pengolahan. Belakangan, investasi yang masuk tidak lagi pengolahan yang padat karya, tetapi lebih banyak yang padat modal. Kondisi itu disiasati dengan menciptakan rantai produksi yang melibatkan usaha kecil menengah. (LAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000