KEDIRI, KOMPAS — Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mulai meneliti penyebab amblesnya ratusan sumur warga di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Tim tiba di lokasi, Sabtu (29/4), bersama tim dari Institut Teknologi 10 Nopember, Surabaya, dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur.
Kepala Tim Tanggap Darurat Bencana Pergerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Harry Purnomo mengatakan, selain secara fisik, PVMBG juga akan melakukan penelitian menggunakan georadar dan geolistrik.
Menurut Harry, masyarakat tidak perlu khawatir. Amblesnya sumur merupakan peristiwa biasa. Mengenai kondisi air sumur, warga dipersilakan memanfaatkan untuk mandi dan cuci, tetapi tidak untuk diminum. Berdasarkan penelitian Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, kandungan aluminium dan fluor dalam air sumur cukup tinggi.
Menurut Harry, peristiwa amblesnya sumur tidak ada kaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Kelud yang berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi. Amblesnya sumur terkait dengan penurunan tanah dan pelarutan lapisan tanah.
Terus bertambah
Jumlah sumur warga yang ambles terus bertambah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, hingga Sabtu (29/4) siang, jumlah sumur yang ambles 127 lokasi. Selain itu, ada 117 sumur yang menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas air, seperti keruh dan berbusa.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Kediri Randy Agatha mengatakan, wilayah sumur yang terdampak meluas. Jika sebelumnya ada empat dusun di Desa Manggis, saat ini sumur ambles juga terjadi di Dusun Jatirejo, Desa Gadungan. Bahkan, di Dusun Jatirejo muncul mata air di tengah sawah. ”Sejauh ini hanya sumur yang ambles. Bangunan rumah dan fasilitas umum tidak ada yang terdampak,” ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih, BPBD Kabupaten Kediri memberi bantuan air pada daerah terdampak.
Dari pantauan, sumur warga yang belum ambles, tetapi menunjukkan tanda air keruh, diberi pita polisi. Hal ini agar warga tidak mendekati sumur karena dikhawatirkan bisa ambles sewaktu-waktu. (WER)