JAKARTA, KOMPAS - Berulangnya peristiwa kecelakaan beruntun di kawasan wisata Puncak, Jawa Barat, mengundang keprihatinan. Kecelakaan semacam itu diyakini bisa diantisipasi dan dicegah jauh sebelumnya.
Erreza Hardian, instruktur keselamatan berkendara bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dari lembaga Defensive Indonesia menyampaikan keprihatinan atas berulangnya kejadian kecelakaan maut yang diduga dipicu rem blong.
Terkait dugaan rem blong pada bus wisata yang memicu kecelakaan beruntun di Puncak hari ini, Erreza mengatakan, pada dasarnya tidak ada rem kendaraan yang tiba-tiba bisa tidak berfungsi atau blong. "Malfungsi rem selalu ada penyebabnya dan selalu ada gejalanya sebelumnya. Itu seharusnya bisa diantisipasi," tutur Erreza, yang dihubungi Kompas di Jakarta, Minggu (30/4/2017).
Menurut dia, masih banyak pengemudi yang belum memahami bahwa menginjak rem kendaraan terus menerus pada jalan menurun bisa memicu sistem rem panas dan kehilangan daya pengeremannya.
Ia menambahkan, pada prinsipnya banyak kecelakaan bisa dicegah jauh sebelumnya. Salah satu syarat utama pencegahan kecelakaan adalah menjamin kelayakan kendaraan maupun pengemudinya."Ini di darat, terutama transportasi umum, harusnya sudah kayak di udara. Kalau keluar ke jalanan, dari mobilnya sampai drivernya harus terverifikasi laik jalan," paparnya.
Terkait kecelakaan yang disebabkan gagalnya fungsi pengereman, Erreza mengatakan banyak faktor yang bisa menjadi penyebab sebelumnya. Mulai dari perawatan kendaraan sampai teknik pengereman yang harus dikuasai pengemudi.
Hal ini yang harus menjadi perhatian semua pihak dan pemangku kepentingan.
"Pengemudi angkutan umum harusnya tekompetensi lewat sertifikasi karena orang yang kompeten akan memiliki gabungan skill, pengetahuan dan perilaku yang baik. (Salah satu) kunci keselamatan berkendara adalah perilaku, pengetahuan dan keahlian berkendara," ujar Erreza.