Selama satu jam pidatonya yang menyerang media, Trump menegaskan dukungannya pada industri dalam negeri AS serta militer negara tersebut. Retorikanya yang mengulang-ulang slogan ”Membuat Amerika Besar Kembali” (Make America Great Again) membuat Trump mendapat respons meriah dari para pendukungnya.
Acara di Pennsylvania itu dibuat bertepatan dengan acara makan malam koresponden Gedung Putih, di Washington. Ia menyebut dirinya merasa bergetar karena berada jauh dari ”rawa-rawa Washington” serta dari makan malam yang membosankan. Tak ketinggalan, ia mengejek media CNN serta New York Times. ”Mereka memalukan,” tuturnya.
Sejumlah media di AS mengkritik pencapaian Trump selama 100 hari perdananya di Gedung Putih. Media-media ini, antara lain, memberikan catatan pada kemunduran aspek layanan kesehatan publik di AS serta larangan masuk ke negara itu bagi warga dari sejumlah negara.
[embed]https://youtu.be/hBw_RhnCDZ8[/embed]
Mewujudkan janji kampanye
Dalam pidatonya, Trump menyebut pencapaiannya saat ini sangat menggembirakan dan produktif, yang ditandai antara lain dengan begitu banyaknya perintah eksekutif (executive order) yang ditandatanganinya. Semua perintah eksekutif itu sebelumnya merupakan ”kekacauan” yang ditinggalkan oleh Presiden Barack Obama.
”Kami mewujudkan satu janji setelah satu janji sebelumnya ditepati,” kata Trump.
Ia tak ketinggalan memberi perhatian pada kebijakannya yang keras di bidang imigrasi. Penegakan hukum yang keras bertujuan menghilangkan para pembunuh, anggota sindikat, dan pengedar narkoba dari bumi AS. Adapun penguatan pemeriksaan imigrasi bertujuan menjaga AS tetap aman dari terorisme.
Trump tidak menyinggung kesulitan yang dialaminya untuk mendapatkan dana bagi pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko. Trump malah menyatakan kembali bahwa AS memerlukan tembok itu untuk menghentikan masuknya narkoba serta mengakhiri perdagangan manusia. ”Kita akan memiliki tembok tersebut. Jangan khawatir,” kata Trump.
Dalam kebijakan luar negeri, Trump mengakui diperlukan fleksibilitas dalam menghadapi China karena, bagaimanapun Presiden Xi Jinping merupakan orang baik yang mencoba membantu Trump untuk mengendalikan Korea Utara.