Jimly Sebut Pengirim Bunga ke Balai Kota Belum Bisa ”Move On”
Oleh
Rini Kustiasih
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menyebut para pengirim bunga ke Balai Kota DKI Jakarta sebagai orang-orang yang masih belum bisa move on dari hasil Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Jimly menilai, mereka yang mengirim bunga adalah pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang riil.
Untuk itu, menurut Jimly, pemenang Pilkada DKI Jakarta, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno diminta untuk meredam suasana supaya tidak keruh dan merangkul para pendukung Basuki-Djarot. Apalagi, lanjut Jimly, fenomena pengiriman bunga ke Balai Kota DKI oleh pendukung Basuki-Djarot ini juga harus dilihat sebagai bentuk belum terurainya polarisasi di Jakarta.
”Harus diakui bahwa pengiriman bunga ke Balai Kota itu riil dan menunjukkan ada sejumlah pendukung Ahok-Djarot yang tidak mau bergeser atau move on. Nah, mereka ini kan 40 persen warga DKI Jakarta yang saat pilkada lalu memilih Ahok. Anies-Sandi juga tidak boleh menganggap ini selesai sebab mereka yang mendukung Ahok juga harus dilayani oleh Anies-Sandi sebagai gubernur terpilih,” tutur Jimly di sela-sela acara Prakonferensi II Etika Berbangsa dan Bernegara di Gedung Komisi Yudisial, Kamis (4/5), di Jakarta.
Jimly menyebutkan, sebagai peraih suara terbanyak, sekalipun belum ditetapkan oleh KPU sebagai pemenang, Anies-Sandi harus merangkul atau berbaur dengan pendukung Basuki-Djarot. Mereka juga adalah warga Jakarta yang nantinya harus dilayani Anies-Sandi.
”Polarisasi di Jakarta harus segera diakhiri. Jangan dibiarkan berlarut-larut karena kondisi ini tidak baik. Anies-Sandi boleh merayakan kemenangan dengan tim suksesnya, tetapi juga harus merangkul tim Ahok-Djarot dan pendukungnya. Apa yang dilakukan Ahok-Djarot sebenarnya sudah bagus ya, dengan langsung mengucapkan selamat kepada Anies-Sandi,” ujar Jimly.