SEMARANG, KOMPAS — Sekitar 1.000 orang dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi bertajuk ”Seribu Lilin untuk Kesatuan Bangsa” di Taman Keluarga Berencana, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/5) pukul 18.00. Mereka bersuara dan berdoa untuk keutuhan negara Republik Indonesia.
Warga mulai berkumpul di taman tersebut sejak pukul 17.30. Mereka mengenakan pakaian berwarna merah dan membawa lilin serta bendera Merah Putih. Acara dimulai pukul 18.00 yang diawali dengan menyanyikan ”Indonesia Raya”. Sejumlah tokoh lintas agama hadir untuk memberikan kata sambutan tentang keberagaman Indonesia.
Setiawan Budi, penggagas acara, mengatakan, warga Semarang berkumpul untuk mendukung persatuan dan kesatuan Indonesia. Mereka tidak ingin NKRI dirusak oleh segelintir orang yang tidak memiliki nilai-nilai toleransi dan keberagaman. ”Kami ingin Kota Semarang tetap damai,” ujarnya.
Menurut Setiawan, Kota Semarang menjadi salah satu tolok ukur toleransi dan kerukunan di Indonesia.
Berbagai etnis, agama, tradisi, dan budaya hidup berdampingan selama puluhan tahun. Karena itu, warga tidak ingin benih-benih intoleransi, kebencian, dan perpecahan masuk ke Semarang dan Jawa Tengah secara umum.
Aksi seribu lilin di Semarang juga merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintah untuk menindak tegas oknum atau organisasi anti-kebinekaan. Mereka harus dibubarkan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Selain itu, pemerintah juga perlu mencabut pasal tentang penodaan agama yang dinilai rentan digunakan untuk politisasi agama.