LYON, KAMIS — Ajax Amsterdam mengakhiri penantian selama 21 tahun untuk kembali ke laga final kompetisi Eropa. Meski kalah 1-3 dari Olympique Lyon pada laga kedua semifinal di Stadion Parc Olympique Lyonnais, Lyon, Perancis, Jumat (12/5) dini hari WIB, Ajax tetap lolos ke final Liga Europa.
Kesuksesan Ajax menembus final, setelah unggul agregat gol 5-4 atas Lyon, itu juga membuat sepak bola Belanda kembali diperhitungkan sebagai kekuatan elite di ”Benua Biru”. Klub Belanda yang terakhir menembus final kompetisi Eropa adalah Feyenoord saat menjadi juara Liga Europa pada 2002. Ajax terakhir menembus final tahun 1995 di Liga Champions.
Di final, Ajax akan menantang klub raksasa Inggris, Manchester United (MU). MU melaju ke final setelah menahan imbang Celta Vigo, 1-1, dan unggul agregat gol 2-1. Laga final MU melawan Ajax akan digelar Kamis (25/5) dini hari WIB di Stadion Friends Arena, Solna, Swedia.
Langkah Ajax ke final tergolong dramatis karena klub yang pernah empat kali menjuarai Liga Champions itu dimotori pemain muda, yang sebagian berusia 22 tahun atau lebih muda. Bahkan, pahlawan Ajax yang mencetak gol penyelamat pada laga kedua melawan Lyon, Kasper Dolberg, baru berusia 19 tahun.
”Kami lolos ke final dengan tim muda ini. Saya tidak memiliki kata-kata lagi untuk itu,” kata Davy Klaassen, kapten Ajax, yang memuji semangat dan daya juang rekan-rekannya.
Berbeda dengan MU yang dimotori banyak pemain bintang, bahkan diperkuat pemain termahal di dunia, Paul Pogba, Ajax justru mengandalkan pemain hasil didikan akademinya.
Jika nilai transfer Pogba sebagai pemain termahal di MU mencapai 112 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,92 triliun, nilai pemain termahal Ajax adalah 15 juta euro atau sekitar Rp 217 miliar, yang dipegang Klaassen. Dengan demikian, laga final Liga Europa tahun ini ibarat sang ”David” Ajax melawan ”Goliath” MU jika mencermati banderol transfer pemainnya.
Berdasarkan data transfermarkt.com, kisaran nilai pasar pemain Ajax hanya Rp 14,5 miliar sampai Rp 70 miliar. Itu berbeda jauh dengan kisaran nilai pasar pemain MU yang berkisar Rp 217 miliar sampai Rp 420 miliar per pemain.
Bagi Pelatih Ajax Peter Bosz, menembus final dan menghadapi MU di laga puncak adalah berkah tersendiri. Kehadiran klub raksasa Inggris yang pernah ditakuti di Eropa itu bakal membuat laga final Liga Europa menyedot perhatian puluhan juta, bahkan ratusan juta penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Selama ini Liga Europa selalu dipandang sebelah mata karena dinilai sebagai liga kasta kedua di Eropa. Laga finalnya juga jarang mendapatkan perhatian luas dari penggemar bola.
Dengan kehadiran MU di final, pemain Ajax semakin bersemangat untuk berjuang keras pada laga pamungkas. Mengalahkan MU di final akan membuat Ajax mencetak sejarah ganda, sebagai juara Liga Europa dan penakluk MU pada laga final.
Besarnya perhatian penonton pada laga final juga akan membantu Ajax meningkatkan popularitasnya. Popularitas penting untuk menarik banyak sponsor pada musim depan dan menambah pundi-pundi keuangan Ajax.
Di sisi lain, nilai pasar para pemain Ajax juga akan meningkat. Ajax dapat menjual beberapa pemain dengan harga lebih tinggi dari saat ini dan menambah kekayaan klub di masa depan.
”Ini perasaan yang super. Saya gembira kami bertemu MU. Ini hadiah yang besar. Kami berharap dapat menuliskan sejarah, karena saat di final, satu-satunya yang ingin Anda dapatkan adalah kemenangan,” kata Bosz.
Tiket MU
Di kubu MU, keberhasilan melaju ke final Liga Europa juga disambut antusias. Langkah MU ke final Liga Europa dipandang sebagai jalan untuk lolos ke Liga Champions pada musim 2017-2018 mendatang.
Di Liga Inggris, MU masih terseok di posisi keenam dengan 65 poin. Mereka terpaut dua tangga dan empat poin dari Manchester City yang berada di tangga keempat, peringkat kualifikasi Liga Champions. Dengan tiga laga tersisa, kans MU lolos ke zona Liga Champions cukup berat.
Hal itu membuat final Liga Europa dipandang sebagai cara termudah merebut tiket ke Liga Champions. Juara Liga Europa berhak merebut tiket gratis ke Liga Champions musim depan.
Bagi ”Setan Merah”, sebutan MU, final Liga Europa ini merupakan yang pertama. Sebelumnya, MU lebih sering menembus final Liga Champions dengan tiga kali juara dan dua runner-up.
Pelatih MU Jose Mourinho mengkhawatirkan kebugaran pemainnya pada laga final nanti. Pemain Ajax bakal lebih bugar karena menjalani laga terakhir Liga Belanda hari Minggu (14/5) dan bisa beristirahat 11 hari menjelang final. Sementara MU harus menjalani tiga laga lagi dan hanya memiliki tiga hari istirahat jelang laga final.
”Ini merupakan peluang untuk merebut piala dan kembali ke Liga Champions. Ini juga berarti peluang untuk mengakhiri musim dengan sempurna karena laga final berada pada akhir musim,” kata Mourinho. (AP/AFP/REUTERS/ECA)