JAKARTA, KOMPAS — Aplikasi penyandera data atau ransomware WannaCry sempat menyerang sistem informasi di sejumlah instansi layanan publik di Indonesia, seperti rumah sakit, perguruan tinggi, dan badan usaha milik negara. Namun, berkat kesigapan manajemen lembaga-lembaga tersebut, serangan tidak sampai mengganggu kegiatan pelayanan dan operasional.
Menurut pantauan pada Senin (15/5), aplikasi tersebut setidaknya menyerang jaringan komputer di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta; Perpustakaan Universitas Negeri Jember, Jawa Timur; dan PT Semen Padang, Sumatera Barat.
Sementara itu, instansi lain seperti Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; RSUP Sardjito (Yogyakarta); dan Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mengantisipasi. Selain membuat salinan data penting, mereka juga memperbarui aplikasi keamanan di komputer. Dipastikan semua data aman.
Direktur Umum RS Kanker Dharmais Abdul Kadir mengatakan, meski sempat terkena serangan siber, pelayanan kepada pasien tetap berjalan meski dilakukan secara manual.
Menurut Kadir, serangan pada sistem informasi di RS Kanker Dharmais diketahui pada Sabtu (13/5) pagi oleh salah seorang pegawai rawat inap yang sedang memasukkan data. Akhirnya jaringan internet pun terpaksa diputus. Sebanyak 60 unit dari total 600 komputer di RS itu terserang aplikasi ini.
Semua pelayanan, seperti pemeriksaan penunjang, pemberian obat, dan data pasien dilakukan secara manual sehingga memakan waktu lebih lama. Manajemen RS pun telah memperbarui sistem operasi Windows yang dipakai, memasang antivirus yang lebih mutakhir, membuat salinan dan menyimpan data pasien, serta merawat instalasi jaringan.
Kepala Perpustakaan Universitas Jember (Unej) Ida Widyawati menyatakan, perpustakaan tetap buka seperti biasa. Hanya saja pengunjung tak bisa meminjam buku untuk dibawa pulang. Layanan peminjaman buku baru bisa dilakukan setelah komputer kembali normal.
Komputer yang terserang virus ialah komputer umum dan komputer registrasi peminjaman buku. Pihak Unej memindahkan kedua komputer tersebut agar virus tersebut tak menular ke komputer lainnya.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan, serangan itu baru diketahui pada Senin setelah seluruh data pada 10 komputer yang terserang. Muncul juga pesan yang meminta uang senilai 300 dollar AS jika ingin mendapatkan kunci untuk membuka data yang ”dikunci” tersebut.
Agar serangan itu tidak meluas, tim Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) PT Semen Padang langsung bergerak. Semua komputer yang terkena aplikasi tersebut langsung diganti dengan yang baru. Tim juga langsung turun ke unit-unit kerja mengamankan surel para karyawan. ”Koneksi Wi-Fi juga dimatikan sementara karena tim membangun firewall baru,” kata Anita.
Menkominfo: Tingkatkan kewaspadaan
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, seusai mengadakan pertemuan dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Jakarta, Senin, meminta agar Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga di bawahnya meningkatkan kewaspadaan jaringan dan data milik mereka.
Kepolisian Negara RI membentuk tim khusus bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Microsoft Indonesia untuk menelusuri keberadaan aplikasi perusak yang mengancam server data milik instansi pelayanan publik itu. ”Ini bertujuan untuk mengetahui pelaku sekaligus lokasi aplikasi itu dioperasikan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Rikwanto. (SAN/MHD/WIN/ADH/GER/HRS/WER/DIM/ZAK/ETA/ELD)