JAKARTA, KOMPAS — Harga jual beberapa bahan pokok di daerah Sulawesi Selatan, Ambon, Semarang, Blitar, Bandung, dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia bergerak liar. Bahkan, harga bawang putih sudah menyentuh Rp 60.000 per kilogram. Kenaikan itu diikuti kenaikan harga komoditas lainnya, seperti bawang merah, telur ayam, daging ayam, dan cabai.
Pantauan di pasar tradisional, seperti Pasar Terong dan Buakana, Sulsel, dan sejumlah pasar swalayan, sepanjang Senin-Selasa (15-16/5), menunjukkan, harga bawang putih yang sebelumnya Rp 30.000-Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 60.000 per kg. Harga bawang merah naik menjadi Rp 45.000 per kg dari Rp 35.000 per kg.
Demikian juga harga bahan pokok di Ambon, Maluku. Jelang Ramadhan, harga mulai melonjak. Pantauan di Pasar Mardika, Ambon, Selasa (16/5), harga bawang putih pada pekan lalu masih Rp 56.000 per kg, tetapi kini sudah Rp 58.000 per kg. Harga itu diperkirakan bakal menembus Rp 60.000 per kg. Begitu pula harga bawang merah yang pekan lalu masih Rp 35.000 per kg kini Rp 37.000 per kg.
Harga cabai naik
Di Semarang, Jawa Tengah, perkembangan harga bahan pokok di pasar setali tiga uang. Harga cabai merah dan telur ayam naik hingga lebih dari 20 persen. Selain permintaan yang meningkat, stok dari distributor di tingkat pedagang pasar juga menipis.
Pantauan Kompas di Pasar Jatingaleh, Semarang, Selasa (16/5), kata Mujinah (65), salah satu pedagang hasil bumi, harga cabai merah keriting di tingkat pengecer sebelumnya sekitar Rp 25.000 per kg, kini naik menjadi Rp 31.000 per kg.
Penyebab kenaikan harga antara lain pasokan cabai merah keriting dari kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, menurun. Meski peningkatan harga lazim terjadi jelang bulan puasa, ia tetap berharap kenaikannya terkontrol.
Komoditas lain yang harganya merangkak naik sejak tiga hari terakhir adalah telur ayam ras. Di Pasar Peterongan, Semarang, harga telur ayam naik dari Rp 18.000 per kg menjadi Rp 22.000 per kg. ”Per hari kenaikannya Rp 2.000,” ucap Yani (45), pedagang bahan pokok di pasar tersebut.
Kenaikan harga bahan pokok juga terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Kenaikan harga terjadi pada telur dan daging ayam, serta beras. Pantauan Kompas, di Pasar Wonokromo harga bawang putih Rp 50.000-Rp 55.000 per kg. Adapun harga telur sudah mencapai Rp 22.000 per kg dan harga ayam Rp 30.000 per kg.
Kenaikan harga beras Rp 200 per kg untuk semua kualitas, dan permintaan juga mulai meningkat sekitar 20 persen dari kondisi normal. ”Sekarang paling tidak 500 kg bisa terjual. Padahal, dalam situasi normal hanya 200-300 kg,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Beras Bendulmerisi, Surabaya, Sudarno.
Sementara itu, harga bawang putih turun Rp 5.000 per kg dari sebelumnya Rp 60.000 per kg menjadi Rp 55.000 per kg. Persediaan bawang putih dua hari belakangan ini sedang melimpah di Pasar Pabean, Surabaya.
Adapun peternak rakyat di Blitar, Jawa Timur, mengatakan masih mampu menyediakan 400-an ton telur ayam per hari. Stok itu dinilai cukup untuk menyuplai kebutuhan masyarakat pada masa puasa dan Lebaran.
Wakil Ketua Perhimpunan Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman, Selasa (16/5), mengatakan, dalam kondisi normal, Blitar bisa memproduksi 500 ton telur per hari. Namun, harus diakui, sempat ada penurunan populasi ayam petelur karena imbas harga telur murah pada dua bulan lalu.
Penurunan populasi itu diperkirakan 10-20 persen. Jadi, total ayam petelur turun dari 15 juta ekor menjadi sekitar 12 juta hingga 13,5 juta ekor. Berkurangnya produksi telur ayam itulah yang diduga membuat harga telur naik dari Rp 14.000 menjadi Rp 18.000 per kg di tingkat peternak.
Stok menurun
Berbeda dengan telur ayam yang stoknya melimpah, stok komoditas cabai rawit di Banyuwangi justru menipis. Menurut Ketua Kelompok Tani Murni Kecamatan Wongsorejo Ahmad Jamali, persediaan cabai di Wongsorejo menipis karena 2,5 bulan tidak panen cabai.
Saat dikunjungi Kompas, sebagian besar ladang milik warga di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, ditanami jagung, bukan cabai.
Sementara di Bandung, Jawa Barat, harga bawang putih tak terkontrol. Harga bawang putih di beberapa pasar tradisional Kota Bandung paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Pasokannya juga tak sebanyak sebelumnya.
”Sekarang harganya Rp 55.000-Rp 60.000 per kg. Padahal, sebelumnya harga bawang putih tak pernah mencapai Rp 50.000 per kg,” kata Dwi Harianto (42), pedagang di Pasar Cihaurgeulis, Kota Bandung.
Tidak hanya itu, Dwi mengatakan, pasokan bawang merah dari distributor juga berkurang. Sebelumnya ia bisa mendapat 70 kg per pekan, tetapi saat ini hanya mendapat 50 kg per pekan.
Mengatur tata niaga
Menanggapi liarnya harga, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan regulasi untuk mengatur tata niaga impor bawang putih. Selama ini, impor bawang putih bebas atau tanpa mendapat rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian dan izin impor dari Kementerian Perdagangan. Hal itu berpotensi menimbulkan spekulasi harga bawang putih.
Dalam regulasi baru nanti, para importir, distributor, dan pedagang besar bawang putih wajib melaporkan gudang dan stok bawang putih secara berkala. Para importir bawang putih juga wajib mendapatkan rekomendasi dan izin impor dari pemerintah.
”Kami juga akan mengendalikan harganya. Kali ini kami meminta mereka menjual bawang putih dengan harga maksimal Rp 38.000 per kg karena ada kenaikan harga bawang putih impor dari China. Setelahnya, harga bawang tak boleh lebih dari Rp 30.000 per kg,” katanya.
Selama ini, produksi bawang putih nasional sangat minim, rata-rata 20.000 ton per tahun. Hal itu menyebabkan Indonesia mengimpor bawang putih 480.000-500.000 ton per tahun. (BAY/REN/TAM/DIT/ETA/ADY/ODY/FRN/GER/WER/NIT/HEN/MKN)