TOULOUSE, KOMPAS — Menerima keberagaman sebagai anugerah dan potensi merupakan kunci pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan umat manusia.
Terkait dengan hal itu, produsen pesawat Airbus, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), serta Global Engineering Deans Council (GEDC) melanjutkan kerja sama berupa pemberian Aibus Diversity Award 2017. Anugerah tahunan ini pada 2017 merupakan edisi kelima yang bertujuan menggairahkan ilmuwan muda dari berbagai latar belakang untuk belajar dan meraih kesuksesan melalui ilmu pengetahuan keteknikan.
Tujuan jangka panjang dari program bersama itu adalah meningkatkan keberagaman dalam industri teknik dan komunitas global. Industri didorong untuk mempekerjakan insinyur atau teknisi dari beragam latar belakang. Sebab, keberagaman merupakan motor inovasi dan pengembangan.
”Bagi Airbus, keberagaman dan budaya inklusif merupakan aset amat berharga,” ujar Executive Vice President Engineering Airbus Helicopters Jean Brice Dumont kepada wartawan Kompas, Ambrosius Harto, di Kompleks Airbus, Toulouse, Perancis, Rabu (17/5).
Hal itu telah dibuktikan oleh Airbus yang menyatakan sebagai pemimpin industri penerbangan dunia. Airbus mempekerjakan 134.000 pegawai berlatar lebih dari 100 kewarganegaraan. Bahkan, kondisi itu tecermin di Toulouse yang merupakan basis produksi Airbus.
”Keberagaman merupakan DNA kami,” kata Gregor Dirks, Innovations Dashboard & Learning Process Manager Building Airbus, saat presentasi dalam kesempatan terpisah.
Dengan modal keberagaman itulah, Airbus menyatakan diri menjadi yang terkemuka dengan memproduksi pesawat komersial dari ukuran kecil yang menampung 100 tempat duduk (A319) sampai lebih dari 800 tempat duduk (A380).
Sejak setengah abad lalu, Airbus telah memproduksi lebih dari 17.100 pesawat atau 60 unit per bulan. Airbus telah memenuhi langit dengan lebih dari 25.000 penerbangan setiap hari. Pesawat Airbus lepas landas setiap 1,5 detik di seluruh penjuru dunia. Airbus memegang pesanan senilai 1,06 triliun euro dan rata-rata menangguk pendapatan tahunan 67 miliar euro. Airbus memimpin Eropa dalam program luar angkasa, bahkan transportasi untuk misi khusus dan perang serta helikopter.
Ilmuwan muda
Assistant Director-General for Natural Sciences Unesco Flavia Schlegel mengatakan, dunia memerlukan lebih banyak ilmuwan muda untuk terus mengembangkan penelitian dan produk perteknikan guna mengatasi berbagai tantangan global.
”Dalam konteks itulah, kami membawa UNESCO terlibat dalam kemitraan untuk penghargaan-penghargaan berlatar keberagaman,” ujarnya melalui konferensi televideo saat anugerah Fly Your Ideas 2017, kompetisi mahasiswa untuk teknologi dan model bisnis baru penerbangan, juga di Kompleks Airbus, Rabu.
Director Division of Science Policy and Capacity Building UNESCO Romain Murenzi menambahkan, empat edisi Airbus Diversity Award sebelumnya telah menampung 154 proposal pengembangan dari 46 negara. Keempat edisi itu telah melahirkan 12 finalis yang berasal dari Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jerman, Spanyol, Inggris, Uni Emirat Arab, dan AS-Etiopia.
Edisi 2016, anugerah diterima oleh Yacob Astatke dari Universitas Morgan State (AS). Yacob secara impresif memperkenalkan teknologi pelatihan keteknikan antarkampus di Etiopia untuk mendorong gairah pendidikan keteknikan secara umum di Afrika. Yacob juga menjadi salah satu dari empat juri Fly Your Ideas 2017 yang dimenangi oleh tim DAELead dari Universitas Hongkong.
Pendaftaran Airbus Diversity Award telah dibuka dan akan ditutup pada 10 Juli. Pengumuman daftar peserta berlangsung pada Agustus. Sebulan kemudian akan diumumkan para finalis. Pada 11-13 Oktober akan dilaksanakan upacara pemberian anugerah di Niagara Falls, Kanada.