logo Kompas.id
UtamaWayang sebagai Semesta Tanda...
Iklan

Wayang sebagai Semesta Tanda dan Simbol

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA,KOMPASDunia wayang adalah tanda dan simbol. Mulai dari bentuk bangun wayangnya, perlengkapan pergelaran, struktur pertunjukan, hingga alur cerita, semua merupakan simbol yang kaya akan makna. Pada wilayah simbolik yang berhubungan dengan bentuk bangun wayang, misalnya, bisa ditemukan pada wayang yang dibuat dengan posisi berdiri tegak, posisi agak membungkuk, atau mata bercorak gabahan (menyerupai bentuk gabah). Perbedaan bentuk bangun tersebut bukan semata-mata untuk estetika, tetapi menjadi simbol dari karakter atau wayak masing-masing tokoh. Simbol-simbol dalam wayang juga tampak pada perlengkapan pergelarannya, seperti kelir yang menyimbolkan alam semesta, gedebog (batang pisang) simbol dari bumi, dan blencong pralambang matahari. "Wayangnya sendiri adalah simbol dari manusia dengan berbagai macam tingkah polahnya," kata Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) Sri Teddy Rusdy dalam Seminar Nasional Filsafat Wayang "Merajut Ke-Indonesiaan dalam Perspektif Filsafat Wayang" di Grha STR, Jakarta, Senin (22/5). Seminar ini dalam rangka peringatan Lustrum X dan Dies Natalis Ke-50 Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Sri Tedy mengatakan, alur cerita wayang dari awal hingga akhir juga menyimbolkan tahapan kehidupan manusia dari lahir hingga mati. Dengan segala simbolnya, wayang akhirnya memiliki unsur tatanan, tontonan, dan tuntunan.Ketua Senat Fakultas Filsafat UGM Prof Joko Siswanto mengatakan, dengan segala simbol dan maknanya, wayang akhirnya menjadi salah satu pemikiran khas Nusantara sebagai hasil akulturasi budaya yang berlangsung dari abad ke abad dengan pengaruh besar budaya Jawa, Hindu, Bali, Sunda, dan budaya Nusantara lainnya, bahkan budaya global. "Hidup menjadi prinsip utama dalam filsafat wayang. Dari kenyataan hidup kemudian muncul pertanyaan, dari mana asalnya dan ke mana akhirnya? Di sinilah muncul konsep tentang sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan hidup)," ujarnya.Wayang juga merefleksikan harmoni dan keselarasan yang disimbolkan dalam perangkat gamelan dan gending-gending yang mengiringi pergelaran wayang. "Seni wayang adalah mitos kosmologis. Di dalamnya tidak hanya ada keindahan, keterampilan, atau ritual, tetapi juga perenungan mendalam untuk mengungkap hal-hal esensial dalam realitas kehidupan," kata Guru Besar Filsafat Universitas Parahyangan, Bandung, Bambang Sugiharto. (ABK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000