Bersatu Melawan Terorisme
Tenang
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla semalam mengunjungi lokasi ledakan di Kampung Melayu dan Rumah Sakit Polri Said Sukanto di Jakarta Timur, tempat sebagian korban cedera akibat bom bunuh diri dirawat.
Ketika berada di Kampung Melayu, Presiden dan Wakil Presiden terlihat berbincang cukup lama dengan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan serta Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin. Saat perbincangan ini berlangsung, Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo, Ny Mufidah Jusuf Kalla, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan putri bungsu Kalla, Chairani Kalla, berada di belakangnya.
Saat di Kampung Melayu, Presiden menyatakan keinginannya agar pembahasan revisi Undang-Undang Antiterorisme yang sedang dilakukan pemerintah dan DPR dapat segera diselesaikan. Dengan revisi itu, diharapkan aparat dapat lebih mampu mencegah aksi terorisme.
Sebelumnya, ketika berada di Rumah Sakit Polri, Presiden menyatakan, ”Saya sampaikan kepada seluruh rakyat di pelosok Tanah Air agar semuanya tetap tenang dan menjaga persatuan. Semua harus tetap waspada dan bersatu melawan terorisme.”
Imbauan senada disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
”Tetaplah tenang dan tidak terpancing serta mengembangkan asumsi yang dapat menimbulkan prasangka,” kata Haedar. Ia menambahkan, apa pun motif dan tujuannya, tindakan bom bunuh diri tidak dibenarkan oleh agama dan moral publik.
Said Aqil menegaskan, terorisme merupakan musuh umat manusia. ”Musuh kemanusiaan, peradaban, dan akhlaqul-karimah. Harus kita hadapi beramai-ramai,” katanya.
Dukungan untuk tidak takut dan tetap menjaga persatuan dalam menghadapi aksi terorisme juga muncul di media sosial, baik dari dalam maupun luar negeri. Tanda pagar (tagar) #PrayForJakarta dan kata kunci ”Kampung Melayu” sempat masuk topik terhangat Twitter dunia.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik lewat akun @MoazzamTMalik mencuit, ”Turut berdukacita atas jatuhnya korban serangan teroris di Kp Melayu. We stand together with Indonesia #PrayForJakarta #KamiTidakTakut”.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak lewat akun resminya, @NajibRazak, mencuit, ”Walaupun teroris mencoba mengintimidasi kita, kita tak perlu takut. Tiap kekejaman harus memperkuat tekad kita. Sekarang lebih dari sebelumnya adalah waktunya untuk bersatu”.
Dukungan serupa disampaikan negara lain, seperti Singapura dan Australia.
Bom panci
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, peristiwa bom bunuh diri di Kampung Melayu diduga dilakukan oleh dua pelaku yang juga meninggal. Bom pertama meledak di depan toilet umum Terminal Kampung Melayu sekitar pukul 21.00. Kemudian sekitar lima menit berselang, bom kedua meledak di Halte Transjakarta Kampung Melayu. Jarak antardua tempat kejadian itu hanya 10 meter.
Bom bunuh diri dilakukan ketika satu peleton, atau sekitar 30 personel, Kepolisian Daerah Metro Jaya tengah melakukan penjagaan kegiatan pawai obor jelang bulan Ramadhan. Ketika bom meledak, pawai obor tersebut belum memasuki wilayah Terminal Kampung Melayu.
Lebih lanjut ia memastikan pelaku bom di Kampung Melayu merupakan bagian dari kelompok teroris yang melakukan aksi teror bom panci di Taman Pendawa, Cicendo, Bandung, Februari lalu, dan penangkapan terduga teroris di kawasan Waduk Jatiluhur, Desember 2016.
Dugaan keterkaitan dengan aksi teror di Bandung itu didasari temuan bukti pembelian panci di sebuah toko swalayan di wilayah Padalarang, Jawa Barat, tertanggal 22 Mei 2017. Bukti pembelian itu ditemukan beserta fotokopi kartu tanda penduduk dari salah seorang pelaku bom bunuh diri. Pembelian panci itu diduga dilakukan salah seorang terduga, Ichwan Nurul Salam (31).
Pada Kamis pagi, Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggeledah rumah kontrakan Ichwan di Cibangkong, Kota Bandung. Selain membawa berbagai dokumen, polisi juga mengorek keterangan dari istri Ichwan, GTS (28).
”GTS mengaku kenal Agus, salah satu pelaku peledakan bom di Taman Pendawa. Ia dikenalkan suaminya,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus.