SHANGHAI, KAMIS - Program kecerdasan buatan Google, AlphaGo, Kamis (25/5) lalu, mengalahkan pemain hebat permainan tradisional China "Go", Ke Jie, untuk kedua kalinya. Dengan demikian, komputer membuktikan berhasil tampil tak terkalahkan 2-0 atas manusia dalam laga yang mendapat perhatian cukup besar dari masyarakat dunia itu. Laga ini menggunakan sistem best of three atau hanya terdiri dari tiga game. Pemenangnya adalah pihak yang bisa merebut dua game.
Go merupakan permainan papan yang kompleks yang sudah ada sejak ribuan tahun silam. Dua pihak bertanding dengan menempatkan batu hitam dan putih di papan. Go populer di sejumlah negara Asia. Pemain top berasal dari Jepang, China, dan Korea Selatan.
Ke Jie, pemuda berusia 19 tahun, terlihat frustrasi. Ia menarik-narik rambutnya dan meletakkan kepalanya di meja pada detik-detik terakhir laga kedua rangkaian pertandingan manusia versus AlphaGO, Kamis lalu. "Pada tahun lalu, saya rasa AlphaGO memiliki permainan yang mendekati kemampuan manusia, tetapi hari ini, saya rasa, Alpha GO bermain seperi Dewa Go," tuturnya seusai menyelesaikan laga.
Kemenangan atas pemain top dunia semula diperkirakan baru bisa tercapai dalam beberapa dekade mendatang. Namun, hasil gemilan itu ternyata bisa terwujud lebih cepat, setelah AlphaGO, program pengembangan kecerdasan buatan dari unit DeepMind di Google, mengalahkan pemain profesional Go asal Korea Selatan, tahun lalu.
Kecerdasan buatan bisa dikatakan merupakan bagian dari ilmu komputer yang bertujuan mengembangkan sistem dan algoritma komputer yang mampu meniru kecerdasan manusia. Adapun ciri penting kecerdasan manusia adalah kemampuannya untuk belajar. Karena itu, kemampuan belajar menjadi fokus pengembangan kecerdasan buatan. Dengan kata lain, sistem kecerdasan buatan harus memiliki kemampuan belajar seingga dapat melakukan prediksi yang semakin baik, tanpa harus diprogram secara spesifik terlebih dahulu.
Proses belajar sistem kecerdasan buatan dilakukan dengan memanfaatkan data. Dengan ketersediaan data dalam jumlah besar, sistem kecerdasan buatan akan mampu mengembangkan algoritma yang mampu memberikan prediksi semakin akurat.
Kecerdasan buatan semakin populer. Penggunaannya semakin luas, mulai dari pengenalan suara, gambar, aplikasi mesin pencari, hingga mobil tanpa pengemudi. (Reuters)