AMBON, KOMPAS - Anggota Polri yang bertugas di lapangan, terutama polisi lalu lintas, diminta waspada dengan ancaman teror yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Meski demikian, pelayanan dan perlindungan terhadap masyarakat wajib dilakukan seoptimal mungkin.
Imbauan itu disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Inspektur Jenderal Deden Juhara melalui Kepala Bidang Humas Polda Maluku Ajun Komisaris Besar Abner Richard Tatuh di Ambon, Maluku, Jumat (26/5/2017). Imbauan itu menyusul bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, pada Rabu malam lalu, yang menewaskan tiga anggota Polri.
“Anggota tetap bertugas seperti biasa serta selalu waspada dan siap siaga. Masyarakat tidak perlu khawatir karena petugas memonitor situasi dan perkembangan keamanan,” katanya.
Jumat kemarin, Deden juga memimpin salat gaib untuk mendoakan ketiga anggota Polri yang gugur dalam tugas itu. Salat gaib juga dilakukan di sejumlah jajaran Kepolisian Resor di Maluku.
Sementara itu, tokoh Islam asal Maluku yang juga dosen Institut Agama Islam Negeri Ambon Abidin Wakano menyayangkan spekulasi sejumlah pihak yang menyebutkan bahwa teror bom tersebut merupakan pengalihan isu. “Orang yang mengatakan seperti itu sepertinya tidak punya nurani. Bayangkan, ada nyawa yang melayang kok dibilang pengalihan,” katanya.
Salah satu tokoh perdamaian di Ambon itu mengutuk serangan tersebut seraya mengajak masyarakat untuk saling percaya. Teror bom jangan sampai dihubungkan dengan agama tertentu sebab semua agama mengajarkan tentang kebaikan.
Orang yang mengatakan seperti itu sepertinya tidak punya nurani. Bayangkan, ada nyawa yang melayang kok dibilang pengalihan