JAYAPURA, KOMPAS — Situasi keamanan di Kota Jayapura, Papua, kembali kondusif setelah aksi penutupan jalan dan pelemparan batu ke sejumlah bangunan oleh massa, Kamis (25/5). Kerusuhan berlangsung 6 jam. TNI dan kepolisian berkomitmen menyelidiki kasus itu sampai tuntas.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di lokasi kejadian meminta warga tidak bertindak anarkistis. Masalah tersebut masih diselidiki pihak kepolisian dan Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih.
”Kodam Cenderawasih membentuk tim khusus melalui Polisi Militer untuk menyelidiki apakah ada unsur kesengajaan dalam kasus pembakaran buku tersebut. Kami akan membantu penyelidikan agar masalah ini segera selesai,” kata Boy.
Berdasarkan keterangan dari Polda Papua, penyebab kericuhan adalah tersebarnya informasi pembakaran buku kerohanian oleh oknum TNI. Kronologinya, seorang warga melihat anggota TNI membakar sampah di kawasan TNI di daerah Padang Bulan, Distrik Abepura. Di tumpukan sampah itu ada buku berjudul Asal Usul Agama-agama.
Warga itu lantas memfoto buku yang dibakar. Namun isu yang beredar ada Alkitab yang dibakar. Isu tidak benar itu memicu ratusan warga berdemonstrasi di depan Wisma Trikora Praja Wira Yakthi 172 dan Komando Resor Militer (Korem) 172/PWY sekitar pukul 11.00 WIT.
Mereka menuntut agar oknum TNI yang diduga merusak buku itu segera diproses hukum. Warga yang tak sabar menunggu jawaban dari pihak Kodam Cenderawasih dan Polda Papua akhirnya menutup ruas jalan utama dari Sentani ke Jayapura dengan ban mobil yang dibakar, batu, dan batang pohon.
Polisi terluka
Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura Ajun Komisaris Besar Tober Sirait beserta ajudannya, Brigadir Dua Nyoman, terkena lemparan batu di kepala dan dada ketika hendak berkoordinasi dengan massa untuk menghentikan aksi penutupan jalan. Keduanya segera dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura.
Massa juga melempar batu ke dalam area wisma, kantor Korem 172/PWY, serta tempat tinggal warga sipil di sekitar wisma dan Korem. Karena itu, pihak TNI dan Polda Papua mengambil tindakan tegas dengan melepaskan tembakan peringatan sekitar pukul 17.00. Akhirnya, massa menghentikan penutupan jalan dan pelemparan batu.
Boy mengatakan, semua anggota kepolisian di Jayapura disiagakan di daerah Abepura untuk mencegah terjadinya kericuhan susulan.
”Kami telah berkoordinasi dengan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano dan para tokoh agama untuk meredam masalah ini agar tidak meluas,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Staf Kodam XVII/Cenderawasih Brigadir Jenderal Herman Asaribab berharap warga bersabar sehingga proses penyelidikan tersebut terselesaikan. (FLO)