JAKARTA, KOMPAS - Gempa kekuatan 6,6 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah, Senin (29/5) pukul 21.35 WIB. Pusat gempa berlokasi di 38 kilometer Barat Laut Poso, 58 kilometer Timur Laut Sigi atau 75 kilometer di tenggara kota Palu, Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 10 kilometer. Namun gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Berdasarkan laporan sementara, gempa dirasakan kuat selama 20 detik. Warga panik dan berhamburan keluar rumah di Kabupaten Poso. Sementara itu masyarakat di Sigi, Palu dan Morowali Utara merasakan gempa sedang selama 5 detik. Sebagian masyarakat ke luar rumah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin malam.
Menurut Sutopo, masyarakat masih berada di luar rumah karena terjadi gempa susulan dengan kekuatan 5 SR berpusat di 51 kilometer Timur Laut Sigi Provinsi Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 kilometer pada Senin pukul 21.53 Wib. "Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Lokal," katamya.
Berdasarkan analisis peta gempa dirasakan keras dengan intensitas V-VI MMI di Kabupaten Poso meliputi wilayah di Poso, Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir, Sausu, Torue dan Lore Timur.
Beberapa daerah yang merasakan gempa adalah:
Palu dan Sigi, dalam skala intensitas III-IV MMI (ringan).
Toli-Toli, Pasang Kayu dan Tana Toraja, dalam skala intensitas III MMI (lemah).
Gorontalo, Boalemo dan Bone Bolango, dalam skala intensitas II-III MMI (lemah).
Palopo, Masamba dan Balikpapan, dalam skala intensitas II MMI . Di daerah ini guncangan gempabumi dilaporkan dirasakan oleh banyak orang.
BPBD masih melakukan pemantauan di lapangan. "Belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa. Daerah yang memiliki intensitas gempa VI MII umumnya mengalami kerusakan bangunan yang kontruksinya sederhana. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu tsunami. Tidak ada potensi tsunami terkait gempa 6,6 SR dan susulannya," demikian Sutopo Purwo Nugroho.
Beberpa hari terakhir, frekuensi gempa di kawasan Sulawesi bagian tengah ini terpantau meningkat. BMKG punmengawasi fenomena ini secara intensif.