Teleskop Optik Terbesar di Dunia Mulai Dibangun di Cile

Sebastian Rodriguez/Courtesy of Chilean Presidency/Handout via Reuters

Presiden Cile Michelle Bachelet (kanan) dan Direktur Jenderal European Southern Observatory (ESO) Tim de Zeeuw (kiri) mengamati maket teleskop European Extremely Large Telescope (E-ELT) yang diklaim sebagai teleskop optik terbesar di dunia, dalam acara inaugurasi pembangunan observatorium tersebut di Gurun Atacama, Cile, 26 Mei 2017.

GURUN ATACAMA, SABTU — Teleskop optik terbesar di dunia mulai dibangun di kawasan Gurun Atacama, Cile, sejak Jumat (26/5) pekan lalu. Teleskop yang diberi nama European Extremely Large Telescope (E-ELT) ini berukuran lima kali lebih besar dibanding teleskop yang beroperasi saat ini dan mampu mengumpulkan cahaya 13 kali lebih banyak.

E-ELT memiliki cermin utama berdiameter 39 meter. Jika sudah beroperasi, diharapkan teleskop ini bisa membawa berbagai pemahaman baru terkait alam semesta. Teleskop ini dibangun di sebuah gunung setinggi 3.000 meter di tengah Gurun Atacama dan diharapkan akan beroperasi pada 2024.

Salah satu kemampuan yang akan dimiliki E-ELT adalah mendeteksi planet-planet di luar Tata Surya. Teleskop ini bahkan diharapkan bisa memotret planet-planet tersebut dan bisa mengetahui kandungan atmosfer planet-planet tersebut. Dengan kemampuan mengoreksi gangguan yang ditimbulkan atmosfer Bumi, E-ELT bahkan diklaim akan menghasilkan gambar-gambar yang 16 kali lebih tajam dibandingkan Teleskop Hubble yang beroperasi di luar angkasa.

”Apa yang tengah didirikan di sini lebih dari sekadar teleskop. Di sini kita melihat salah satu contoh terbesar dari begitu banyak peluang dalam sains,” ujar Presiden Cile Michelle Bachelet dalam pidato yang menandai dimulainya pembangunan E-ELT.

Udara yang kering di Gurun Atacama membuat kondisi observasi astronomi yang mendekati ideal. Bahkan, begitu idealnya tempat ini sehingga sekitar 70 persen infrastruktur pengamatan astronomi akan dibangun di kawasan ini pada dekade 2020.

E-ELT dibiayai European Southern Observatory (ESO), organisasi yang beranggotakan negara-negara Eropa dan negara-negara di belahan bumi selatan. ESO memperkirakan teleskop baru ini membutuhkan biaya pembangunan sekitar 1 miliar euro (sekitar Rp 13,3 triliun). (REUTERS)