Tepat 31 Mei 2017, Kota Surabaya merayakan hari jadi ke-724. Berpenduduk 3 juta jiwa di malam hari dan membengkak menjadi 5 juta orang pada siang hari, kota ini tak henti memberi kenyamanan kepada warganya. Ratusan proyek tak kenal henti, terutama terkait infrastruktur, baik jalan, jembatan, saluran air, maupun pembukaan akses dari barat ke timur dan dari utara ke selatan.
Nyaris tidak ada lagi sekat antara satu wilayah dan wilayah lain di kota dengan luas 326,37 kilometer persegi ini. Kehadiran Middle East Ring Road (MERR) membentang dari Jalan Rungkut Madya hingga Jalan Kenjeran sepanjang 14 kilometer. Setiap hari, di Jalan Dr Ir Soekarno, terutama pada jam sibuk, lalu lintas luar biasa padat. Semua menuju Surabaya.
Volume kendaraan pribadi di jalur ini meningkat karena dari Sidoarjo kini pengendara memilih lewat Gunung Anyar. Sebaliknya, dari Surabaya ke Bandara Internasional Juanda, orang cenderung lewat MERR sehingga Jalan Ahmad Yani yang dulu tumpuan kini bergeser ke MERR.
”Kota ini ya rumah sendiri, jadi harus selalu dipelihara. Supaya hidup nyaman dan sejahtera, sebagai penghuni atau warga wajib terlibat, rek. Tidak egois dan aktif di semua kegiatan tingkat paling rendah di rukun tetangga,” kata Siti Retnanik (56), pelaku usaha daun kering, yang tinggal di Ngagel.
Kota ini ya rumah sendiri, jadi harus selalu dipelihara. Supaya hidup nyaman dan sejahtera, sebagai penghuni atau warga wajib terlibat, rek.
Perkembangan kota berwawasan lingkungan begitu dahsyat dan bahkan belum ada tanda-tanda berhenti. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini belum berhenti memperjuangkan terealisasinya transportasi massal, seperti trem dan monorel.
Hampir semua sarana dan fasilitas membuat warga nyaman dan aman. Tak ada kota lain di Indonesia yang bisa menandingi Kota Surabaya. Kekurangan hanya terletak pada angkutan umum. Selain kendaraannya sudah uzur, trayeknya pun tak dikembangkan. Padahal, permukiman sudah muncul di semua sudut wilayah kota. ”Warga yang tinggal di perumahan kesulitan angkutan umum sehingga mengandalkan sepeda motor dan mobil pribadi. Jadi, seberapa banyak pun akses jalan dibuka, kondisinya tetap padat saat jam-jam sibuk,” tutur Tauvik (47), warga yang tinggal di Kenjeran.
Jajaran di Pemkot Surabaya nyaris bekerja 24 jam penuh. Semua untuk memberikan kenyamanan dan menyejahterakan warga kota agar bebas dari pengemis, gelandangan, dan pengamen di lampu lalu lintas. Apalagi sudah ada 2.000 kamera pemantau yang mematai-matai seluruh aktivitas di kota ini.
Di usia 724 tahun, Surabaya yang sudah menyediakan Wi-Fi gratis di 1.900 lokasi ini berkembang sangat baik di bidang ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Bahkan, tahun ini, Pemkot Surabaya, kata Tri Rismaharini, menargetkan pertumbuhan ekonomi Surabaya mencapai 7 persen.
Selain membangun jalan baru dan ruang terbuka hijau (meski sudah ada puluhan taman berikut tempat bermain dan olahraga), Pemkot juga terus berusaha menyediakan hunian murah berupa rumah susun sewa (rusunawa). Menurut rencana, tahun 2018, paling tidak ada lima rusunawa berdiri untuk memberi tempat tinggal bagi keluarga miskin yang telah antre bertahun-tahun demi satu unit tempat tinggal di rusunawa.
Beri makan
Kota ini pun setiap hari memberi makan 30.000 orang, yang terdiri dari penghuni Liponsos Keputih, warga lanjut usia, dan siswa tak mampu. Makanan sekali sehari itu diantar langsung kepada penerima.
Kini, aparat di lingkungan Pemkot Surabaya harus lebih gigih lagi dengan pengoperasian Command Center 112 di Jalan Tunjungan. Command Center atau ruang kendali darurat dioperasikan untuk mengatasi berbagai persoalan secara cepat.
Pelayanan pengaduan darurat yang diresmikan Juli 2016 lalu itu melibatkan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD), antara lain satuan polisi pamong praja, bakesbangpol dan linmas, dinas kebersihan dan pertamanan, dinas perhubungan, dinas PU bina marga dan pematusan, dinas sosial, dinas kesehatan, serta dinas pemadam kebakaran.
Jika selama ini SKPD menangani masalah darurat masing-masing, kini mereka dikumpulkan di satu tempat sehingga solusi dan eksekusi kian cepat.”Command Center ini mata, telinga, kaki, dan tangan Pemerintah Kota. Jadi, informasi sekecil apa pun harus dicari solusi dan segera dieksekusi karena 24 jam ada yang siaga,” kata Risma.
Command Center ini mata, telinga, kaki, dan tangan Pemerintah Kota. Jadi, informasi sekecil apa pun harus dicari solusi dan segera dieksekusi karena 24 jam ada yang siaga.
Surabaya, yang telah menerapkan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) atau yang lebih dikenal dengan e-government, kini menjadi sekolah bagi berbagai lembaga dan instansi di negeri ini terkait pengembangan daerah. Keunggulan Pemkot Surabaya tak lepas dari kerja keras, keterlibatan, dan kolaborasi semua pihak di kota ini, termasuk warganya.
Daya cengkeram Surabaya dengan segala keberhasilannya begitu dahsyat sehingga memikat hati banyak pihak, baik dalam maupun luar negeri. Dirgahayu Kota Surabaya. Semoga tetap ramah, nyaman, aman, dan selalu bikin betah dan bangga arek-arek Suroboyo.