Warga Korban Gempa di Poso Mulai Terserang Penyakit
Oleh
Videlis Jemali
·2 menit baca
POSO, KOMPAS — Warga yang tinggal di tenda darurat akibat gempa di Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mulai terserang penyakit. Penyakit yang dominan menyerang warga adalah batuk, panas, dan diare.
Untuk melayani warga yang terserang penyakit itu, Pemerintah Kabupaten Poso melalui Puskesmas Wuasa dan Watutela membuka posko kesehatan di Sedoa, Lore Utara, sejak Rabu (31/5). Warga mendapatkan obat di tempat itu sesuai dengan keluhan kepada petugas posko.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga berobat. Mereka kebanyakan terserang diare.
Aponius (55) yang ditemui di posko kesehatan menuturkan, sejak Senin malam setelah gempa berkekuatan 6,6 SR, ia terserang batuk dan selesma. ”Mungkin karena tidur di luar rumah, di ruang yang hampir seluruhnya terbuka,” ujarnya di Sedoa, Lore Timur, Poso, Rabu.
Sober Abu, salah satu petugas posko kesehatan, mengonfirmasi, keluhan penyakit warga erat kaitannya dengan kondisi mereka di tenda darurat. ”Daerah ini memang lembah. Jadi, kalau tidur di tempat darurat akan mudah terserang penyakit, mulai dari batuk hingga selesma. Sementara diare terkait dengan makanan,” katanya.
Posko kesehatan tersebut melayani warga dalam seminggu ke depan. Sejauh ini, obat-obat yang ada masih bisa mencukupi kebutuhan warga.
Sejak gempa mengguncang wilayah itu pada Senin lalu, warga memilih tinggal di tenda darurat. Tenda hanya beratap dan beralas terpal. Tak ada dinding tenda. Warga berdesakan di dalam tenda. Kebanyakan satu tenda terdiri dari keluarga dan kerabat dekat.
Warga belum mengetahui sampai kapan mereka tinggal di tenda darurat, tetapi diperkirakan berlangsung lama karena gempa susulan masih terus terjadi. Goyangan gempa pun masih terasa di wilayah yang dikenal sebagai Lembah Napu itu.
Kemarin, warga mengatakan sudah menerima bantuan dari pemerintah. Bantuan itu dalam bentuk beras, makaman kaleng, dan mi.